Jumat 12 Mar 2021 02:59 WIB

ICMI: Merosotnya Indeks Korupsi Berdampak ke Ekonomi

Dewan Pakar ICMI menilai sistem pemberantasan korupsi di Indonesia masih lemah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo ICMI. Dewan Pakar ICMI Didin S. Damanhuri mengatakan, merosotnya indeks persepsi korupsi menyebabkan turunnya kesejahteraan, sehingga semakin mempertajam ketimpangan ekonomi. Menurutnya, tipologi korupsi terjadi dalam lintasan periode politik mulai dari orde lama, orde baru, dan orde reformasi.
Foto: tangkapan layar google image
Logo ICMI. Dewan Pakar ICMI Didin S. Damanhuri mengatakan, merosotnya indeks persepsi korupsi menyebabkan turunnya kesejahteraan, sehingga semakin mempertajam ketimpangan ekonomi. Menurutnya, tipologi korupsi terjadi dalam lintasan periode politik mulai dari orde lama, orde baru, dan orde reformasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pakar ICMI Didin S. Damanhuri mengatakan, merosotnya indeks persepsi korupsi menyebabkan turunnya kesejahteraan, sehingga semakin mempertajam ketimpangan ekonomi. Menurutnya, tipologi korupsi terjadi dalam lintasan periode politik mulai dari orde lama, orde baru, dan orde reformasi.

Didin menjelaskan, pada era orde baru negara mengalami kerugian sekitar 30 persen karena praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di berbagai sektor dan bidang pemerintahan. Umumnya, mereka berkolusi dengan pihak swasta dan kemudian muncul banyak kasus mafia. 

"Pada era reformasi, korupsi bukan hanya dalam pemerintahan pusat tapi menjalar sampai ke daerah, bahkan juga lingkungan legislatif. Artinya, semakin kita menjadi negara demokrasi maka indeks persepsi korupsi kita semakin merosot," ujar Didin, Kamis (11/3).

Dalam forum diskusi ICMI Talks, Didin menjabarkan indeks persepsi korupsi pada era orde baru rata-rata di bawah 20 dan Indonesia pada saat itu tercatat sebagai negara paling korup di Asia. Kemudian pada 2019 terjadi kenaikan skor 40 dari skala 0-100, dan Indonesia menempati rangking 85 dari 180 negara. Pada 2020, indeks persepsi korupsi Indonesia merosot di skor 37 dan menempati peringat 102 dari 180 negara. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement