REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tidak membuat para pecatur berhenti melakukan kegiatannya. Mereka tetap bisa bermain catur, bahkan juga bisa ikut turnamen.
Hal ini dimungkinkan, meskipun turnamen tatap muka langsung di darat tidak bisa dilakukan. Namun catur dengan bantuan teknologi tetap bisa dipertandingkan lewat media daring di internet.
Penyelenggaraan turnamen catur tanpa tatap muka langsung semacam ini biasanya menggunakan platform aplikasi catur daring. Ada banyak platform untuk kegiatan seperti ini, namun yang sering digunakan oleh Federasi Catur Dunia (FIDE) dan pecatur top dunia salah satunya adalah platform layanan catur daring di server chess.com.
Sepekan belakangan ini, pemberitaan tentang kasus akun Dewa_Kipas yang memenangkan pertandingan melawan pecatur luar negeri IM Levy Rozman (USA) dengan nama akun GothamChess, sangat ramai diperbincangkan. Hal ini muncul saat akun Dewa_Kipas di-banned oleh chess.com, yang kemudian mengakibatkan ribuan netizen Indonesia melontarkan komen-komen “menyerang” di akun medsos GothamChess dan chess.com seperti di Twitter, Instagram, dan juga YouTube karena tidak terima akun Dewa_Kipas di-banned.
Pemberitaan dan informasi yang muncul di berbagai media tentu saja bisa menggiring opini publik yang tak sepenuhnya paham pada permainan catur, khususnya catur daring. ”Untuk mencegah pemberitaan yang tidak sesuai fakta, PB Percasi perlu meluruskan berbagai informasi yang tidak tepat,” ujar Eka Putra Wirya, Dewan Pembina PB Percasi.
Untuk itulah, pada Jumat 12 Maret 2021, PB Percasi melakukan konferensi pers daring dengan menghadirkan narasumber Eka Putra Wirya (Dewan Pembina PB Percasi), Kristianus Liem (Kabid Pembinaan dan Prestasi PB Percasi), Hendry Djamal (Komisi Catur sekolah PB Percasi), GM Susanto Megaranto (atlet catur), IM/WGM Irene
Kharisma Sukandar (atlet catur), serta MN Heri Darmanto, MKom, PN, NI (pengamat catur).
Selain memberikan edukasi terkait catur daring, diharapkan kegiatan ini juga membuka ruang untuk mendapatkan berbagai informasi yang tepat dari para narasumber yang kompeten di bidangnya.
PB Percasi sebagai federasi yang menaungi olahraga catur di Indonesia, tentu saja berkepentingan untuk menjaga agar citra catur Indonesia tetap baik di dunia internasional. Tentu dengan cara memberikan penjelasan dan edukasi yang tepat, terutama kepada masyarakat luas. Karena di era digital, catur tak hanya milik para penggemarnya, namun juga para penggiat media sosial di dunia maya.