REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menyatakan, terdapat penurunan nilai ekspor pertanian pada Februari 2021. Secara bulanan (month to month/mtm) ekspor pertanian turun 8,96 persen menjadi 310 juta dolar AS. Angka penurunan tersebut menjadi yang tertinggi dibanding sektor non migas lainnya.
Mengutip data terakhir BPS, secara mtm, penurunan nilai ekspor terbesar setelah pertanian yakni sektor pertambangan dan lainnya sebesar 6,71 persen menjadi 1,95 miliar dolar AS. Adapun pada sektor industri pengolahan berhasil mencatatkan kenaikan 1,38 persen menjadi 12,15 miliar dolar AS.
"Sektor pertanian turun secara month to mont, dan yang cukup besar penurunannya seperti sarang burung, kopi, ikan segar dan ikan dingin, serta ekspor hasil budidaya," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (15/3).
Meski demikian, Suhariyanto mengatakan, secara tahunan (year on year/yoy) ekspor pertanian masih mencatatkan pertumbuhan positif yakni sebesar 3,16 persen. Namun, kenaikan tersebut menjadi yang terendah dibanding sektor-sektor non migas lainnya yang juga mengalami kenaikan.
"Komoditas yang naik secara yoy seperti tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, hasil hutan bukan kayu lainnya, rumput laut dan ganggang, dan ekspor lada putih," kata dia.