REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut ada pihak yang berperan memainkan harga beras di tengah melimpahnya stok. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga beras di tingkat grosir dan eceran naik pada Mei 2025.
Kepada awak media, Amran menunjukkan contoh data keluar masuk beras di Food Station Tjipinang pada Mei 2025. Terlihat dari 12 Mei hingga 31 Mei kebanyakan volume beras keluar di angka 2.000-an ton. Tapi pada tanggal 28 Mei, volumenya jauh dari kisaran rata-rata, yakni 11.410 ton.
"Teman media, masuk akal nggak? Ini 11 ribu (ton) keluar satu hari. Aneh, kan? Aneh, ya, selesai jawabannya," kata Mentan, di kantornya, di Jakarta, Rabu (3/6/2025).
Ia meminta awak media mengonfirmasi langsung ke pihak Food Station. SementaraKementerian Pertanian (Kemen menyerahkan kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk menginvestigasi hal ini.
Amran sembari menunjukkan data harian di bulan-bulan sebelumnya. Tak ada kenaikan volume pengeluaran signifikan seperti tanggal 28 Mei 2025 itu.
"Artinya apa? Ada middleman yang mempermainkan. Ini terkadang kita sebut mafia. Jangan mempermainkan, kita setengah mati berproduksi," ujar Mentan.
Amran mengatakan, saat ini, seharusnya tak ada celah bagi pihak lain untuk mempermainkan harga. Pasalnya, stok di Gudang Perum Bulog sedang melimpah. Hingga Mei 2025, di atas 4 juta ton.
Sehingga tidak perlu impor. "Dulu ada alasannya,kalau stok Bulog kurang, impor. Paham? Ini dimainkan. Kalau stok kita tidak banyak, apa yang terjadi? Pasti minta impor kan? Benar nggak? Apa mau minta impor dengan kondisi kita stok 4 juta ton?" tutur Amran.
Sebelumnya, BPS merilis data rata-rata harga beras di tingkat grosir naik dari Rp 13.728 per kilogram pada April 2025 menjadi Rp 13.735 per kilogram pada Mei 2025. Kemudian, rata-rata harga beras juga naik di tingkat eceran dengan inflasi sebesar 0,20 persen mtm dan inflasi sebesar 2,46 persen yoy.
Tercatat, rata-rata harga beras di tingkat eceran naik menjadi Rp 14.784 per kilogram pada Mei 2025, dari bulan sebelumnya yang hanya di level Rp 14.754 per kilogram.