Selasa 16 Mar 2021 19:33 WIB

500 Milenial Jabar Jadi Pasukan Khusus di Puskesmas

Milenial ini akan bekerja di Puskesmas dan full time mengurusi Covid-19

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberi pengarahan saat Mini Townhall Pelepasan 500 Tenaga Kesehatan untuk Implementasi Program Puspa (Puskesamas Terpadu dan Juara) secara virtual, di Jabar Command Center, Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (16/3). 500 Tenaga kesehatan tersebut akan dikhususkan untuk manangani Covid-19.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberi pengarahan saat Mini Townhall Pelepasan 500 Tenaga Kesehatan untuk Implementasi Program Puspa (Puskesamas Terpadu dan Juara) secara virtual, di Jabar Command Center, Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (16/3). 500 Tenaga kesehatan tersebut akan dikhususkan untuk manangani Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, mengirimkan 500 pasukan komando khusus yang akan ditempatkan di puskesmas-puskesmas yang terpilih dan perjuangannya paling berat. Karena menurut Ridwan Kamil, ia meyakini serta berdasarkan hasil kajian, kalau Covid akan dibereskan, ada satu hal yang selama ini kurang optimal. Yakni,  berperangnya harus di Puskesmas. 

"Oleh karena itu kami menyeleksi 6.900 anak-anak muda kami pilih hanya 500 yang terbaik, dilatih selama tiga minggu, baik seleksi dan pelatihan untuk berjuang di ujung-ujung Puskesmas," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Gedung Sate, Selasa (16/3).

Baca Juga

Pasukan khusus itu, kata Emil, akan bekerja di Puskesmas melakukan identifikasi secara terukur, kerjanya full time mengurusi Covid 19. "Selama ini Covid 19 itu diurus di sambil sama orang-orang yang ada urusan lain, tapi Kopassus ini di urusan yang kita sebut Puspa ini pasukan khusus ini kerjanya full time hanya ngurusin Covid 19," paparnya.

Selain bertugas mengidentifikasi, kata dia, ke 500 milenial itu bertugas melakukan pencegahan secara terukur di daerah-daerah sulit. Kemudian tugas yang ketiga, memastikan pelayanan Puskesmas jangan terganggu oleh Covid 19. 

"Keempatnya melakukan surveilans untuk dasar dari 3 T. Dan tugas yang kelimanya melakukan komunikasi persuasi publik, pelibatan komunitas, mensukseskan vaksinasi, dan lain-lain," katanya.

Emil menjelaskan, pihaknya membelanjakan sekitar Rp 80 miliar selama enam bulan untuk 100 Puskesmas. Emil berharap, dengan strategi ini kasus di Jawa Barat bisa lebih menurun secara maksimal.

"Sambil kitanya juga beradaptasi karena covidnya kan bermutasi terus. Dengan kecerdasan yang terukur dan daya juang mereka adalah pejuang-pejuang Covid yang terpilih terbaik yang kita punya selanjutnya bisa kita kirim," katanya.

Terkait koordinasi dengan Puskesmas, Emil mengatakan, jadi koordinasi dengan existing itu sederhana, dengan menempatkan lima orang tenaga di setiap Puskesmas. Dua orangnya adalah tenaga eksisting yang di upgrade keilmuannya untuk ikut dalam program Puspa.  "Tenaga baru atau SDM barunya itu ada sekitar tiga orang per Puskesmas kan. Jadi lima orang x 100 lokasi Puskesmas makanya totalnya kan 500," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement