Kamis 18 Mar 2021 17:21 WIB

Sentimen Eksternal Mereda, Rupiah Cenderung Stabil

The Fed mengisyaratkan tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Indeks dolar melemah pada perdagangan Kamis (18/3). Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan sejumlah perkembangan eksternal dan internal membuat indeks dolar AS melemah terhadap enam mata uang utama.
Foto: Antara/Reno Esnir
Indeks dolar melemah pada perdagangan Kamis (18/3). Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan sejumlah perkembangan eksternal dan internal membuat indeks dolar AS melemah terhadap enam mata uang utama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks dolar melemah pada perdagangan Kamis (18/3). Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan sejumlah perkembangan eksternal dan internal membuat indeks dolar AS melemah terhadap enam mata uang utama.

"Level indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama berdiri di 91,488, itu telah mencapai level terendah dalam dua pekan di 91,340," katanya pada media, Kamis.

Menurutnya, ini terjadi setelah pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell yang meredam spekulasi prospek ekonomi. The Fed mengisyaratkan tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga sepanjang tahun 2023 bahkan jika melihat pemulihan terjadi lebih cepat.

Bank sentral AS memproyeksikan ekonomi tumbuh 6,5 persen tahun ini, yang akan menjadi lompatan tahunan terbesar dalam produk domestik bruto sejak 1984. Inflasi AS diperkirakan akan melebihi target Fed yakni dua persen menjadi 2,4 persen tahun ini, meskipun diragukan.

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun naik tipis kembali ke sekitar 1,6710 persen dan mendekati tertinggi lebih dari satu tahun. Selain itu, Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan sedikit memperlebar kisaran implisit yang memungkinkan suku bunga jangka panjang untuk bergerak di sekitar nol persen.

Selain itu, sebuah jajak pendapat Reuters baru-baru ini menunjukkan dua pertiga dari perusahaan Jepang telah memperkirakan BOJ untuk mengekang kenaikan suku bunga jangka panjang. Dan mempertahankannya stabil menjelang tinjauan bank sentral minggu ini tentang bagaimana hal itu akan membuat kebijakan stimulusnya lebih berkelanjutan.

Bank of England juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level terendah bersejarah sebesar 0,1 persen. Program pembelian obligasi tidak berubah pada 895 miliar poundsterling di kemudian hari.

Di internal dalam negeri, Bank Indonesia  tetap mempertahankan suku bunga acuan sebedar 3,5 persen karena kondisi perekonomian yang terus stabil dan penanganan Covid-19 yang cukup progresif. Sehingga penurunan pasien Covid-19 terus mengalami penurunan dan ekonomi sudah kembali menggeliat.

Selain itu, program vaksinasi juga terus berjalan sehingga diharapkan dapat kembali meningkatkan permintaan dari masyarakat. Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup menguat 17 poin walaupun di sesi siang sempat melemah 40 poin di level Rp 14.410 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14. 427. 

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp 14.390 - Rp 14.450," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement