Sabtu 20 Mar 2021 00:45 WIB

Arkeolog Temukan Bukti Pembunuhan Massal 6.200 Tahun Lalu

Bukti pembunuhan massal pertama ditemukan di sebuah daerah di Kroasia.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Kuburan massal yang berasal dari 41 jenazah anak hingga dewasa yang meninggal 6.200 tahun silam ditemukan di Kroasia.
Foto: Archaeological Museum of Zagreb
Kuburan massal yang berasal dari 41 jenazah anak hingga dewasa yang meninggal 6.200 tahun silam ditemukan di Kroasia.

REPUBLIKA.CO.ID,  ZAGREB — Pada 2007 silam, seorang lelaki yang menggali di pekarangannya malah menemukan lubang yang penuh dalam kerangka. Beberapa waktu kemudian, dalam sebuah jurnal PLoS One, kerangka atau kuburan massal itu dijelaskan berasal dari 41 jenazah anak hingga dewasa yang meninggal 6.200 tahun silam.

Dikatakan, kerangka-kerangka itu adalah korban dari pembantaian tertua yang tercatat dalam sejarah arkeologi. "Ini adalah kasus pembunuhan massal tanpa pandang bulu tertua yang kami ketahui," kata penulis studi dan antropolog di Universitas Wyoming, James Ahern dikutip dari Bussiness Insider Jumat (19/3).

Baca Juga

Berdasarkan penjelasan, banyak korban yang meninggal dengan cara ditikam di kepala. Sebanyak 13 kerangka mengalami luka di sisi atau belakang kepala mereka. Dijelaskan, ada bukti tikam, pemotongan atau pukulan. Bahkan, beberapa tengkorak memiliki hingga empat luka tusuk.

Sedangkan 28 lainnya, masih tidak jelas bagaimana mereka meninggal. Walaupun menurut Ahern, kematian mereka hampir dipastikan disertai kekerasan. “Seseorang bisa saja dicekik, dipukul, dipotong atau ditikam di area jaringan lunak atau dengan cara yang tidak merusak tulang di bawahnya,” katanya.

Meski demikian, menurut tes DNA, para peneliti menyimpulkan bahwa mayoritas korban meninggal dengan tinggi dari 900 cm -2,1 meter dan rentang usia 2-50 tahun, bukanlah keluarga yang saling berhubungan.

Para peneliti menemukan fakta jika dari 41 kerangka yang ada, 21 di antaranya adalah laki-laki. Sekitar setengah dari 41 orang itu adalah anak-anak berusia antara 2-17 tahun.

Terpisah, menurut arkeolog di Institute for Anthropological Research di Zagreb, Mario Novak, mereka meninggal dengan tangan terikat. Bisa dipastikan bahwa para korban tidak membela diri.

"Saya akan mengatakan bahwa ini adalah eksekusi massal yang telah direncanakan sebelumnya." kata Novak.

Masih Misteri

Awalnya, para peneliti memperkirakan bahwa kerangka tersebut adalah korban dari Perang Dunia II. Namun hal itu berubah, ketika para peneliti mengetahui usia tulang dan beberapa pecahan tembikar di sekitarnya yang berasal dari tahun 4.200 SM.

Kendati demikian, para peneliti tidak menemukan petunjuk siapa yang membunuh orang-orang dalam lubang tersebut. Termasuk, alasan mengapa mereka dibunuh.

Dikatakan, DNA dari 38 kerangka mengungkapkan bahwa 11 adalah kerabat dekat, tetapi 70 persen korban lainnya tidak terkait dengan satu sama lain. Jadi para pembunuhnya juga tidak menargetkan keluarga tertentu.

Menurut Novak, pembunuhnya bisa jadi saingan orang Lasinja, atau mungkin penduduk Lasinja sendiri. Sedangkan menurut Ahern, satu alasan yang pasti adalah adanya perubahan iklim yang memaksa kelangkaan sumber daya untuk hidup.

‘’Jika kelangkaan itu tumpang tindih dengan ledakan populasi, itu dapat mendorong kelompok tertentu untuk mencoba mengambil alih wilayah dan sumber daya orang lain,’’ kata Ahern.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement