REPUBLIKA.CO.ID, ZAGREB — Pada 2007 silam, seorang lelaki yang menggali di pekarangannya malah menemukan lubang yang penuh dalam kerangka. Beberapa waktu kemudian, dalam sebuah jurnal PLoS One, kerangka atau kuburan massal itu dijelaskan berasal dari 41 jenazah anak hingga dewasa yang meninggal 6.200 tahun silam.
Dikatakan, kerangka-kerangka itu adalah korban dari pembantaian tertua yang tercatat dalam sejarah arkeologi. "Ini adalah kasus pembunuhan massal tanpa pandang bulu tertua yang kami ketahui," kata penulis studi dan antropolog di Universitas Wyoming, James Ahern dikutip dari Bussiness Insider Jumat (19/3).
Berdasarkan penjelasan, banyak korban yang meninggal dengan cara ditikam di kepala. Sebanyak 13 kerangka mengalami luka di sisi atau belakang kepala mereka. Dijelaskan, ada bukti tikam, pemotongan atau pukulan. Bahkan, beberapa tengkorak memiliki hingga empat luka tusuk.
Sedangkan 28 lainnya, masih tidak jelas bagaimana mereka meninggal. Walaupun menurut Ahern, kematian mereka hampir dipastikan disertai kekerasan. “Seseorang bisa saja dicekik, dipukul, dipotong atau ditikam di area jaringan lunak atau dengan cara yang tidak merusak tulang di bawahnya,” katanya.