REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung mengungkapkan sedang menangani belasan anak yang bermasalah atau ketergantungan dengan gawai atau handphone. Meski jumlah anak yang berkonsultasi ke rumah sakit relatif sedikit namun angkanya mencapai belasan orang.
Direktur RSKIA Kota Bandung, dr Taat Tagore menjelaskan pihaknya belum memiliki layanan dokter yang khusus menangani kejiwaan. Namun, saat ini anak yang bermasalah dengan gawai banyak yang berkonsultasi ke psikologi. "Di RSKIA belum ada dr jiwanya, adanya psikolog. Tahun 2020, (menangani) sebanyak 15 orang," ujarnya saat dikonfirmasi, Ahad (21/3).
Ia menuturkan, pada tahun 2021 hingga akhir Februari tercatat sebanyak tiga orang anak mendaftarkan diri ke layanan psikologi akibat bermasalah dengan gawai. Jumlah tersebut, Taat mengaku relatif masih sedikit di tahun 2021.
Sedangkan data jumlah anak yang mendapatkan layanan psikologi tahun 2019, dr Taat mengaku tidak memilikinya. Sebab periode tersebut, rumah sakit masih berada di Jalan Pajagalan dan belum pindah ke Jalan Kopo Leuwipanjang, Kota Bandung. "Tahun 2019, masih rumah sakit yang lama," katanya.