Senin 22 Mar 2021 17:46 WIB

Dinkes Tasikmalaya: Menjenguk Harus Tetap Terapkan Prokes

Kasus Covid-19 di perumahan bermula dari warga yang sakit kemudian dijenguk

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, saat diwawancara, Senin (22/3).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, saat diwawancara, Senin (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak 23 warga salah satu perumahan di Kelurahan Sambongjaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, sempat terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus Covid-19 di perumahan itu bermula dari seorang warga yang sakit kemudian dijenguk oleh sejumlah tetangganya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, saat ini seluruh pasien positif dari klaster perumahan itu sudah selesai menjalani isolasi. Seluruhnya telah dinyatakan negatif Covid-19.

"Klaster perumahan sudah selesai semua. Total kasus 23 orang terkonfirmasi," kata dia, Senin (22/3).

Ia menjelaskan, kasus di perumahan itu muncul ketika terdapat seorang warga yang sakit. Tetangga warga itu kemudian menjenguk. Namun, warga yang sakit tersebut semakin parah. Kemudian, para tetangganya membopong warga tersebut ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

Ketika di rumah sakit, warga tersebut dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah dilakukan penelusuran, terdapat 23 orang di perumahan tersebut yang juga positif Covid-19. Beberapa di antaranya merupakan yang menjenguk dan membopong pasien positif yang sakit.

"Memang susah diimbau, karena menjenguk orang sakit itu sudah jadi kebiasaan. Apalagi yang sakit itu tokoh di perumahan itu, ahli masjid juga," kata Asep.

Ia hanya mengingatkan, menjenguk orang sakit harus tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun setelahnya. Sebab, tak ada yang bisa memastikan seseorang terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak jika belum dilakukan pengetesan.

"Msngkanya 5M itu harus dijalanlan. Jangan hanya kepada yang sudah pasti positif saja, tapi kepada siapa saja," kata Asep.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement