Senin 22 Mar 2021 18:25 WIB

Kasus TBC di Sukabumi Capai 1.218 Orang pada 2020

Angka ini disebut menurun dibandingkan kasus TBC Sukabumi pada 2009.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasien Tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Indonesia, India, China, menjadi tiga negara penderita TBC terbesar dunia.
Foto: EPA
Pasien Tuberkulosis melihat hasil ronsen dadanya. Indonesia, India, China, menjadi tiga negara penderita TBC terbesar dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus tuberkulosis (TBC) di Kota Sukabumi di sepanjang Januari-Desember 2020 mencapai sebanyak 1.218 kasus. Kondisi ini menurun jika dibandingkan dengan kasus TBC pada 2019 lalu.

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menyebutkan, kasus TBC pada mencapai 1.550 kasus pada 2018, 1.820 kasus pada 2019, dan 1.218 kasus pada 2020.

''Kami fokus pada penemuan kasus baru untuk dapat cepat diobati,'' ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Lulis Delawati, Senin (22/3).

Kota Sukabumi diklaim daerah paling baik dalam menemukan kasus baru tuberkulosis (TBC) di Jawa Barat. Hal ini didasarkan pada data case detection rate (CDR) TBC Kota Sukabumi pada 2020.

CDR merupakan proporsi jumlah pasien baru TB BTA positif yang diperkirakan dalam satu wilayah tersebut. Di mana penemuan kasus TB atau CDR marupakan cara yang digunakan untuk penilaian kemajuan penanggulangan dengan target nasional.

Lulis mengatakan, sejalan dengan Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret dengan tujuan supaya masyarakat dapat selalu sadar bahwa penyakit TBC harus menjadi perhatian semua pihak. Di Indonesia peringatan HTBS tahun 2021 mengambil tema yaitu “Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis” dengan aksi: Temukan, Obati, Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSS TBC).

Menurut Lulis, melalui tema dan aksi ini diharapkan peran multi sektor, pihak swasta, dan seluruh masyarakat bergerak bersama dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC. Diharapkan akan lahir upaya bersama untuk memperkuat aksi melawan Tuberkulosis di Indonesia dalam mewujudkan Eliminasi TBC 2030.

Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, dibutuhkan kebersamaan dan kolaborasi dalam penanganan TBC karena tidak mungkin pemerintah sendiri. Sebab dalam pengendalian TBC perlu ada dukungan dari warga dari forum dan kelembagaan di luar pemda.

Terlebih pada masa pandemi digiatkan waspada TB, HIV dan DBD. Intinya selain fokus pada Covid-19, pemkot juga fokus pada penanganan TBC.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement