REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jababeka Group melalui anak usahanya, PT Jababeka Morotai selaku pengelola dan pengembang kawasan ekonomi khusus (KEK) Morotai, menjalin kerja sama dengan OISCA International College Foundation (OISCA Internasional). Kerja sama tersebut terkait pembangunan monumen Perang Dunia II di KEK Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Direktur Utama Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama mengatakan, perusahaan akan menyediakan lokasi, lahan, mengurus segala perizinan untuk pembangunan monumen tersebut. Sedangkan Oisca International bertanggung jawab membangun monumen Perang Dunia II beserta fasilitas penunjang lainnya.
"Jadi, ini sebenarnya bagian dari langkah kita semakin on the track memajukan Morotai. Monumen ini akan menarik wisatawan secara langsung dari Jepang, yaitu setiap tahun mereka akan datang untuk mendoakan keluarga mereka. Karena masih ada ribuan jenazah belum dikembalikan ke Jepang atau belum ditemukan dan sebagainya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/3).
Basuri menerangkan, kerja sama ini merupakan langkah awal yang konkret untuk membuat Morotai kian familiar di mata orang-orang Jepang. Sebab, dengan adanya monumen ini, hubungan antara Jepang dan Morotai menjadi terkoneksi, yaitu membuat masyarakat Jepang datang ke Morotai.
“Dan realisasi pembangunan ini sendiri menunggu desain monumen dari pihak OISCA International selesai,” ucapnya.
Tak hanya itu, Jababeka Morotai ingin adanya transfer teknologi dengan memberikan lahan gratis untuk mereka membangun training center dan fasilitas pendukung. Dengan begitu, kata Basuri, masyarakat lokal bisa dilatih bercocok tanam dan membuat mesin pertanian dan sebagainya, sehingga terjadi peningkatan kemampuan dan peningkatan perekonomian.
“Kerja sama ini merupakan kerja sama ilmu terapan, sehingga (efeknya) tidak ada selesainya. Masyarakat kita juga dilatih memproduksi produk terbaik untuk dikirim ke luar negeri dan berarti ini mendatangkan devisa,” ucapnya.
Sementara, Chairman dari OISCA International Kuroda Yunosuke mengaku senang bisa bekerja sama dengan Jababeka Morotai. Menurut dia, pihak Jababeka Morotai menyambut dengan tangan terbuka yang harusnya inisiatif ini dilakukan oleh pihak Jepang atas pembangunan monumen Perang Dunia II.
"Kami berharap, dengan ada monumennya, bisa membuat orang Jepang yang buyut-kakeknya meninggal di Morotai, bisa datang ke Morotai. Mereka datang agar bisa sembahyang dan juga berlibur di Morotai, sehingga muncul sebuah interaksi dan pariwisata Morotai juga terbangun," ucapnya.