Selasa 23 Mar 2021 20:21 WIB

Covid-19 di Papua Nugini Melonjak, Sistem Kesehatan Terancam

Lonjakan kasus covid-19 memberi tekanan sistem kesehatan Papua Nugini yang rentan.

Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah infeksi COVID-19 harian di Papua Nugini telah mencapai rekor tertinggi. Sebanyak 295 kasus tercatat dalam kurun waktu 24 jam.

Dalam sebulan terakhir jumlah kasus COVID-19 di negara yang berbatasan langsung dengan provinsi Papua di Indonesia naik tiga kali lipat. Rumah sakit di Papua Nugini melaporkan tujuh dari setiap 10 pasien yang bergejala kemudian dites, dinyatakan positif terkena virus corona. Lonjakan itu memberi tekanan pada sistem kesehatan Papua Nugini yang sudah rentan.

Baca Juga

Rumah Sakit Umum Port Moresby sebelumnya memperingatkan lonjakan kasus COVID-19 akan menyebabkan peningkatan jumlah kematian yang tidak terduga. Anggota parlemen Papua Nugini, Richard Mendani meninggal dunia setelah tertular virus corona, seperti yang diumumkan pengendali pandemi David Manning pada akhir pekan.

David mengatakan anggota parlemen tersebut adalah korban terbaru dari "pembunuh tak terlihat yang menyebar melalui udara".

"Kematiannya terjadi satu tahun setelah infeksi COVID-19 pertama terdeteksi di negara kami," kata David.

"Ancaman kematian akibat COVID-19 itu nyata, dan sayangnya almarhum membayar harga termahal dengan kehilangan nyawanya karena virus yang mengerikan ini," kata dia.

Australia telah berjanji untuk menyediakan 8.000 vaksin untuk mengimunisasi petugas kesehatan yang bertugas di garis depan di Papua Nugini.

Komisaris Tinggi Australia untuk Papua Nugini, John Philp mengatakan dia memperkirakan pasokan vaksin tersebut akan tiba minggu ini.

Menurut John Philp, sistem kesehatan PNG sangat tertekan, setelah 90 persen tempat tidur di unit perawatan intensif Port Moresby penuh terisi.

"Dalam hal jumlah saja, Rumah Sakit Port Moresby dan ibu kota benar-benar menjadi salah satu pusat utama lonjakan COVID-19 di sini," kata Philp.

sumber : ABC
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement