Kamis 25 Mar 2021 19:04 WIB

Wiku: Dibandingkan Dunia, Kasus Kematian di Indonesia Turun

Perkembangan kasus kematian di Indonesia yang cenderung melambat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Anggota TNI Berjaga di dekat envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (25/3). Sebanyak 16 juta bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, tiba di PT Bio Farma (Persero) untuk selanjutnya diproses mulai 4 April mendatang. Hingga saat ini, total vaksin Covid-19 yang tersedia di Indonesia sebanyak 47,1 juta dosis. Foto:Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Anggota TNI Berjaga di dekat envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (25/3). Sebanyak 16 juta bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, tiba di PT Bio Farma (Persero) untuk selanjutnya diproses mulai 4 April mendatang. Hingga saat ini, total vaksin Covid-19 yang tersedia di Indonesia sebanyak 47,1 juta dosis. Foto:Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, angka kasus kematian di Indonesia akibat Covid-19 cenderung mengalami penurunan dibandingkan kasus kematian di dunia yang justru meningkat. Jika dilihat dari perkembangan kasus setiap bulannya, kasus kematian sempat mencapai angka terbanyak dalam satu bulan yakni di Januari 2021 yang sebesar 7.860.

“Setelah itu, angka kematian jumlahnya perlahan menurun yaitu 6.168 kematian pada Februari,” ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (25/3).

Sejak Februari 2021, persentase kasus kematian terhadap total kasus positif Covid-19 di Indonesia mulai menunjukan perlambatan atau cenderung datar. Jumlah kematian pada Maret yakni hingga 21 Maret sebesar 3.384 kasus di mana jumlahnya hampir setengah dari jumlah kasus di Februari.

Sementara itu, kasus kematian harian di tingkat global meningkat selama Maret 2021. Jika dibandingkan angka kematian pada 28 Februari dengan 24 Maret, maka kenaikan angka kematian di tingkat global mencapai sebesar 61,16 persen atau naik dari 6.517 menjadi 10.503 kasus.

Ia mengatakan, perkembangan kasus kematian di Indonesia yang cenderung melambat di saat perkembangan di tingkat dunia mengalami kenaikan seharusnya dijadikan semangat dan motivasi untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama pada pasien Covid-19. Menurut Wiku, pelaksanaan PPKM mikro yang telah diperluas hingga 15 provinsi dapat dijadikan kekuatan untuk meningkatkan kualitas penanganan Covid-19.

Kendati demikian, efektivitas PPKM mikro sangat tergantung pada disiplin kolektif. Karena itu, ia berharap agar koordinasi pemerintah dan masyarakat yang sudah terbangun dengan baik terus dijaga sehingga penanganan pasien Covid-19 sejak terlacak hingga perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri dapat semakin terkoordinir dengan baik.“Meski demikian, kita harus paham dan tetap mengingat bahwa satu kematian pun terbilang nyawa dan tidak seharusnya ditoleransi. Jangan sampai kita kehilangan rasa empati karena terbiasa melihat kematian dalam bentuk angka,” ungkapnya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement