REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangunan Pasar Legi di Solo ditargetkan selesai pada Oktober 2021 meskipun kontrak pembangunan sampai November 2021. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah meminta agar pembangunan Pasar Legi dipercepat.
Permintaan tersebut disampaikan saat meninjau pembangunan Pasar Legi yang didampingi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Sabtu (27/3).
Basuki mengakui, Pasar Legi yang terbakar pada akhir Oktober 2018 tersebut merupakan pasar tradisional terbesar di Eks Karesidenan Surakarta dan kegiatan jual beli berlangsung 24 jam. Setelah kebakaran tersebut, Wali Kota Solo yang saat itu dijabat FX Hadi Rudyatmo mengusulkan bantuan anggaran kepada pemerintah pusat untuk rehabilitasi Pasar Legi dan disetujui.
Pembangunan Pasar Legi dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk sebagai pemenang tender. Basuki menyebut, kontrak pembangunan Pasar Legi sampai November 2021.
"Saya minta lebih cepat, Pak Wali Kota minta September bisa selesai, tapi ditawar Oktober selesai," kata Basuki kepada wartawan seusai meninjau pembangunan Pasar Legi.
Permintaan agar pembangunan Pasar Legi lebih cepat tersebut bukan tanpa alasan. Basuki menyebut, progres pembangunan Pasar Legi saat ini bisa 5 persen lebih cepat dari rencana.
"Seharusnya 20 persen progres sekarang 25,9 persen, jadi 5 persen lebih cepat," ungkapnya.
Selain itu, jika pembangunan selesai lebih cepat, para pedagang akan segera menempati bangunan yang baru. Saat ini, ribuan pedagang Pasar Legi menempati pasar darurat yang dibangun di sejumlah ruas jalan di sekitar pasar.
"Jadi, paling lambat ini Oktober kita selesaikan sehingga para pedagang yang sekarang di tempat darurat bisa lebih cepat masuk lagi ke Pasar Legi. Mudah-mudahan lebih cepat," kata Basuki berharap.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, menyatakan, pelaksana proyek menjanjikan pembangunan selesai pada Oktober 2021, lebih cepat dari kontrak. Meski demikian, para pedagang tidak bisa langsung menempati bangunan baru.
"Kan ada tahap-tahapan. Ada setting tempat, ada pengundian tempat, setelah itu penomeran tempat, baru pindahan ke tempat yang baru.
Pak Wali Kota targetnya tahun ini pedagang sudah masuk bangunan baru," ujar Heru menerangkan.
Heru memperkirakan, tahapan-tahapan tersebut tidak bisa diselesaikan hanya satu bulan, tetapi bisa dua sampai tiga bulan. Terlebih, banyak pedagang yang masih memegang kuat budaya Jawa di mana untuk pindah harus mencari hari dan bulan tertentu sesuai kalender Jawa.
"Tapi, kalau selesai lebih cepat, dinas kan juga punya cukup waktu untuk merancang," kata Heru.
Menurutnya, penempatan pedagang sebisa mungkin masih tetap atau tidak banyak bergeser. Misalnya, pedagang yang dulu kiosnya berada di depan, maka akan ditempatkan di depan kembali. Namun, Dinas Perdagangan juga akan menata zonasi sesuai jenis barang yang dijual sehingga diperkirakan tetap ada pergeseran kios.
Pasar Legi akan dibangun tiga lantai dengan konsep bangunan ramah lingkungan (green building). Pasar dibangun di lahan seluas 20.100 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 10.200 meter persegi. Anggaran pembangunan berasal dari bantuan APBN melalui Kementerian PUPR senilai Rp 104 miliar.