REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir menyebabkan beberapa pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memikirkan cara untuk mempertahankan usahanya. Sebagai platform pembayaran digital, OVO mendorong pelaku UMKM untuk melakukan digitalisasi terutama mengadopsi metode pembayaran digital.
Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengatakan pihaknya melihat bahwa ada potensi yang besar bagi pelaku UMKM untuk masuk ke ranah digital. Berdasarkan data yang ada, OVO telah mengalami tren peningkatan jumlah rekanan UMKM sebesar 95 persen pada 2020.
“Sejak awal kehadirannya, OVO terus berupaya untuk memberdayakan dan merangkul setiap merchant rekanannya, termasuk UMKM yang memegang peranan penting dalam mengembangkan ekosistem terbuka OVO dan mendorong perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (29/3).
Selain itu, dia juga mengungkapkan upaya yang dilakukan OVO sudah sejalan dengan target dari Kementerian Koperasi dan UKM. Perlu diketahui, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan 30 juta UMKM masuk pasar digital pada 2023.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini sebanyak 12 juta UMKM yang go digital (masuk pasar digital). “Akselerasi digitalisasi UMKM sangat penting dalam memperluas jangkauan pasar,” ucapnya.