REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (kemendag) Syailendra menyatakan, kenaikan harga daging sapi hanya terjadi di Jakarta. Sedangkan harga daging sapi di beberapa daerah justru tidak naik.
Harga daging sapi di beberapa daerah seperti di Lamongan dan Tuban, lanjutnya, senilai Rp 100 ribu per kilogram (kg). "Jadi hanya di sini ramai-ramai (harga). Di daerah aman saja," ujar dia dalam webinar yang digelar Hipmi pada Senin (29/3).
Ia menambahkan, harga daging sapi menonjol di Jabodetabek dan Bandung Raya. "Sedangkan sudah keliling dengan Dirjen PKH (ke daerah lain) daging sapi murah-murah sekitar Rp 105 ribu," ujarnya.
Ia menyebutkan, total kebutuhan daging sapi dari Maret sampai Mei terus mengalami kenaikan. Dirinya menjelaskan, stok daging sapi pada Maret 2021 sekitar 70.200 ton.
Jumlah itu terdiri dari pasokan impor sebanyak 44.510 ton, pasokan lokal 13.027 ton, dan surplus 12.663 ton. Sementara total kebutuhan pada Maret 2021 sebesar 52.156 ton. Sehingga masih ada neraca sebesar 18.044 ton. "Kebutuhan terhadap daging sapi 52.156 ton pada Maret. Kemudian lebih kurang di April naik lagi," kata dia.
Berdasarkan catatan Kemendag, untuk stok daging sapi pada April 2021 mencapi 72.869 ton. Jumlah itu terdiri dari pasokan impor sebesar 40.396 ton, pasokan lokal 14.429 ton, dan sisa surplus 18.044 ton dari Maret tahun ini.
Sedangka total kebutuhan pada April 2021 diperkirakan sebesar 59.979 ton. Maka masih ada sisa 12.890 ton daging sapi. Kemudian pada Mei 2021, total daging sapi hanya mencapai 67.935 ton saja. Jumlah tersebut terdiri dari pasokan impor sebanyak 36.513 ton, pasokan lokal 67.935 ton dan sisa surplus pada April sebanyak 12.810 ton.
"Kita harap setelah kami hitung neraca ini, didaftar untuk memenuhi kebutuhan sebesar 52 ribu lalu jaga neraca ini terus jaga stabilisasi baik. Maka kita harus siapkan sapi potong yang dimobilisasi dari lokal," ujar Syailendra.