Jumat 02 Apr 2021 23:02 WIB

Walau Masih Kena Sanksi Amerika, Laba Huawei Naik 3,2%

Laba bersih Huawei pada 2020 mencapai 64,6 miliar yuan (sekitar Rp143,3 triliun)

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Walau Masih Kena Sanksi Amerika, Laba Huawei Naik 3,2% Berkat .... (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
Walau Masih Kena Sanksi Amerika, Laba Huawei Naik 3,2% Berkat .... (Foto: REUTERS/Sergio Perez)

Huawei Technologies melaporkan pertumbuhan laba tahunan moderat pada 2020 karena pendapatan luar negerinya menurun akibat pandemi dan pemboikotan Amerika Serikat (AS) terhadap teknologi jaringannya.

Melansir Reuters, Kamis (1/4/2021), laba bersih Huawei pada 2020 mencapai 64,6 miliar yuan (sekitar Rp143,3 triliun); naik 3,2% daripada pertumbuhan 5,6% pada 2019.

Baca Juga

"Selama setahun terakhir kami bertahan kuat dalam menghadapi kesulitan," ujar Ketua Bergilir Huawei, Ken Hu.

Baca Juga: Endorse Ayu Tingting Hampir Setara Harga Bitcoin, Cuan Youtube-nya Rp172 Juta per Bulan

Baca Juga: Sama Kayak China, Uni Eropa Niat Bikin Uang Digital Loh

Memang, mantan Presiden AS, Donald Trump memasukkan Huawei ke daftar hitam ekspor pada 2019 dan melarang perusahaan mengakses teknologi penting asal AS. Hal itu memengaruhi kemampuan produksi Huawei.

Bahkan, bisnis ponsel pintar Huawei pun ikut tertekan; perusahaan sampai menjual unit ponsel murahnya ke konsorsium agen dan diler pada November 2020. "Pada 2020, kami melihat perlambatan laju pertumbuhan dan itu tak mudah bagi kami. Pembatasan AS telah memengaruhi bisnis konsumen kami, terutama bisnis ponsel," ujar Hu.

Namun, Huawei melaporkan, bisnis konsumennya--termasuk unit ponsel pintar--mencetak 482,9 miliar yuan (sekitar Rp1,1 kuadriliun), meningkat 3,3% daripada tahun sebelumnya; berkontribusi lebih dari 50% terhadap pendapatan perusahaan.

Meski tak merinci penurunan pendapatan ponsel pintar, Hu mengatakan, "Penurunan itu diimbangi dengan naiknya penjualan perangkat terhubung, seperti jam tangan pintar, laptop, dan perangkat lainnya."

Satu lagi, Huawei pun yakin mampu mempertahankan posisi terdpan di pasar dan mengaku punya persediaan cukup guna memenuhi permintaan pelanggan.

Sementara bisnis operator perusahaan yang mencakup peralatan jaringan 5G mencetak 302,6 miliar yuan (sekitar Rp668,5 triliun); meningkat 0,2% daripada tahun lalu.

Pertumbuhan-pertumbuhan itu terjadi karena pasar dalam negeri; dengan pendapatan lokal meningkat 15,4% menjadi 584,9 miliar yuan (sekitar Rp1,3 kuadriliun).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement