Ahad 04 Apr 2021 15:56 WIB

Uji Coba Tatap Muka di 42 SD Jakarta untuk Kelas 4, 5, dan 6

DKI masih enggan menyebutkan nama-nama sekolah yang akan menggelar uji coba.

Rep: Febryan. A/ Red: Andri Saubani
Karyawan mengisi ulang sabun cair di wastafel Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka sejumlah sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk dijadikan percontohan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan pada bulan Juli 2021.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Karyawan mengisi ulang sabun cair di wastafel Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, Senin (22/3/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka sejumlah sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk dijadikan percontohan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan pada bulan Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di 42 sekolah dasar (SD) pada 7 April hingga 29 April 2021. Siswa yang akan dilibatkan hanya yang duduk di bangku kelas 4, 5, dan 6.

"Siswa yang mengikuti belajar tatap muka yaitu kelas 4, 5, dan 6 SD," kata Kepala Bidang SD Dinas pada Pendidikan DKI Jakarta Momon Sulaeman kepada Republika, Ahad (4/4).

Baca Juga

Secara keseluruhan, kata dia, uji coba akan diterapkan di 100 sekolah yang terdiri atas sekolah negeri dan swasta. Selain 42 SD, terdapat pula lima Madrasah, satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 13 SMP, 9 SMA, dan 30 SMK.

Untuk jenjang pendidikan selain SD, uji coba akan melibatkan siswa di semua tingkatan. "Untuk SMP (yang dilibatkan belajar tatap muka) adalah kelas 7, 8, dan 9. Sedangkan SMA dan SMK adalah kelas 10,11, dan 12," kata dia.

Meski sudah menyampaikan sejumlah skema yang diterapkan, Momon masih enggan menyebutkan nama-nama sekolah yang mengikuti uji coba itu. "Nanti saja (saya sampaikan) kalau sudah final," kata dia.

Momon menambahkan, hingga saat ini belum ada kendala untuk melaksanakan uji coba ini. Tidak ada pula orang tua siswa yang protes.

Penerapan uji coba ini nanti memang akan dilakukan atas seizin orang tua siswa. Akan diterapkan juga pembatasan kapasitas untuk mencegah penularan virus corona.

"Siswa yang boleh masuk maksimal 50 persen dari jumlah siswa dan diizinkan oleh orang tua," ujar Momon.

Momon mengatakan, uji coba sekolah tatap muka ini memang dilakukan secara terbatas. Uji coba ini akan dijadikan acuan untuk menentukan pelaksanaan sekolah tatap muka di Ibu Kota nantinya.

Pemerintah sebelumnya menargetkan semua sekolah sudah dibuka Juli 2021. Pembelajaran tatap muka wajib dilakukan setelah vaksinasi guru dan tenaga pendidik tuntas dilaksanakan.

Belakangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, sekolah tatap muka tidak harus mulai dibuka pada Juli 2021. Jika sekolah sudah siap untuk melakukan tatap muka sekarang, maka pembukaan sekolah boleh dilakukan.

"Ini tidak diterapkan Juli 2021. Harus saya koreksi. Diterapkan mulai sekarang. Targetnya selesai semua sekolah sudah tatap muka di bulan Juli 2021, ini untuk tahun pelajaran yang baru. Itu saja," kata Nadiem, saat menjadi pembicara dalam acara daring Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, Kamis (1/4).

Nadiem berpesan agar sekolah tidak salah persepsi dan harus menunggu Juli untuk tatap muka meskipun sudah siap. Jika guru sudah divaksin, maka sekolah sudah bisa mulai memenuhi daftar periksa protokol kesehatan. Jika semuanya telah siap, sekolah boleh langsung menawarkan pilihan tatap muka, tanpa harus menunggu tahun ajaran baru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement