Ahad 04 Apr 2021 21:58 WIB

Pemerintah Agar Segera Tetapkan Status Darurat Bencana NTT

Status darurat bencana perlu dibentuk karena cuaca ekstrim masih berlangsung.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah rumah tertutup lumpur pascabanjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Ahad (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada Ahad dini hari.
Foto: ANTARA/HO/BPBD Flores Timur
Sejumlah rumah tertutup lumpur pascabanjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Ahad (4/4/2021). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Flores Timur sebanyak 23 warga meninggal dunia akibat banjir bandang yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada Ahad dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir bandang dan longsor terjadi di sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad (4/4). Anggota DPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) asal daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahmad Yohan meminta pemerintah untuk segera menetapkan status darurat di NTT.

"Kami berharap pemerintah pusat memberikan perhatian yang serius terhadap semua musibah yang terjadi. Dan khusus untuk NTT kami berharap Pemerintah Provinsi NTT segera menetapkan status darurat bencana karena cuaca ekstrim masih berlangsung di wilayah NTT," kata Ahmad kepada Republika.co.id, Ahad (4/4).

Baca Juga

Anggota DPR dapil Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahmad Yohan menyampaikan rasa dukanya yang mendalam atas bencana alam banjir bandang dan longsor yang terjadi di Flores Timur, Alor, dan Lembata. Apalagi bencana terjadi di saat warga NTT sedang merayakan hari raya Paskah.

Dia mengaku terus berkomunikasi dengan jaringan PAN di NTT untuk ikut membantu keluarga besar yang terdampak dari musibah banjir bandang dan longsor di NTT. "Insya Allah saya akan membuka posko peduli di beberapa titik untuk memberikan dukungan kepada keluarga besar kami di sana," tutur anggota Komisi XI DPR tersebut.

Sebelumnya dikabarkan banjir bandang dan longsor menerjang Flores Timur Nusa Tenggara Timur, pada Ahad (4/4). Banjir dan longsor tersebut mengakibatkan 41 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya masih hilang.

"Korban jiwa 41 orang meninggal dalam pendataan, 9 luka-luka, 27 hilang, 49 KK terdampak, data ini sangat dinamis. Ini data jam 17.30," kata Kepala Pusat Data Informasi dan komunikasi kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam konferensi Pres, Ahad (4/4).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement