REPUBLIKA.CO.ID, BUENOSAIRES -- Ilmuwan baru-baru ini menemukan fosil spesies baru dinosaurus yang dinamai Llukalkan aliocranianus di Argentina. Spesies ini diperkirakan hidup di alam liar Argentina sekitar 80 juta tahun yang lalu di Zaman Kapur Akhir selama Zaman Keemasan Dinosaurus.
Dilansir dari Sci-fi News, spesies ini diidentifikasi sebagai dinosaurus abelisaurid furileusaurian (kadal punggung kaku) dan masuk dalam kategori dari kelompok pemakan daging agresif yang berasal dari superkontinen Gondwana. Nama katalognya berasal dari bahasa asli Mapuche yang berarti 'orang yang menyebabkan ketakutan (Llukalkan), dan kata Latin untuk 'tengkorak yang berbeda' (aliocranianus).
Seperti dirinci dalam makalah penelitian baru yang diterbitkan minggu lalu di Journal of Vertebrate Paleontology, binatang yang tampak kasar itu tumbuh dengan tinggi mencapai lebih dari lima meter. Hewan ini memiliki cakar panjang, gigi setajam silet, dan memiliki indera yang kuat.
Kemampuannya yang paling membedakan adalah pada indra pendengaran yang luar biasa. Hewan ini mungkin memiliki indra pendengaran yang jauh lebih hebat daripada mayoritas binatang prasejarah pada masa itu. Tengkorak tumpulnya yang besar dibentuk oleh tulang tebal, tonjolan, tanduk, dan punggung yang tajam, mirip dengan reptil masa kini seperti Iguana.
“Tapi ciri paling khas dari Llukalkan aliocranianus adalah sinus kecil berisi udara posterior di zona telinga tengah yang belum terlihat pada abelisaurid lain yang ditemukan sejauh ini,” kata seorang ahli paleontologi di Institut Geologi dan Paleontologi Patagonian, Dr. Ariel Mendez.
"Artinya dinosaurus ini mungkin mendengar secara berbeda dengan abelisaurid lain kemungkinan besar lebih baik dan mirip dengan buaya modern. Temuan ini menyiratkan adaptasi pendengaran yang berbeda dari abelisaurid lain, dan kemungkinan indra pendengaran yang lebih tajam,” kata dia.
Abelisauridae adalah famili teropoda karnivora yang ganas. Panjang rata-ratanya empat sampai sembilan meter. Mereka menjelajahi wilayah Patagonia dan wilayah lain yang diwakili oleh anak benua kuno Gondwana, yang sekarang dikenal sebagai Afrika, India, Antartika, Australia, dan Amerika Selatan.
“Ini adalah penemuan yang sangat penting karena menunjukkan bahwa keragaman dan kelimpahan abelisaurid sangat luar biasa. Tidak hanya di Patagonia, tetapi juga di lebih banyak daerah lokal selama periode senja dinosaurus,” kata seorang ahli paleontologi di Universitas Nasional San Luis, Dr. Federico Gianechini.
“Penemuan ini juga menunjukkan bahwa ada kemungkinan lebih banyak abelisaurid di luar sana yang belum kami temukan, jadi kami akan mencari spesies baru lainnya dan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan di antara furilesaur,” ucap dia.