Selasa 06 Apr 2021 12:02 WIB

Wapres: Pedagang Pasar Rakyat Harus Belajar Pasar Digital

Pengelola pasar diminta menyediakan aplikasi jual beli untuk mengakomodir pedagang.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Maruf Amin saat hadiri peresmian nama dan Logo Baru sekaligus Peluncuran Syariah Online Trading System (SOTS) PT BRI Danareksa Sekuritas secara daring, Senin (7/12).
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin saat hadiri peresmian nama dan Logo Baru sekaligus Peluncuran Syariah Online Trading System (SOTS) PT BRI Danareksa Sekuritas secara daring, Senin (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin mengatakan perkembangan teknologi telah mengakibatkan terjadinya pergeseran dan perkembangan zaman. Hal ini juga terjadi di sektor ekonomi. 

Menurut Ma’ruf, perilaku belanja masyarakat sekarang ini sudah mulai berubah. Penyebabnya, banyak tawaran kemudahan dengan belanja online. 

Baca Juga

Karena itu, wapres meminta pedagang pasar rakyat atau pasar tradisional supaya tidak ketinggalan belajar teknologi supaya tidak ketinggalan dari perkembangan zaman yang serba canggih. "Kemudahan teknologi dan perdagangan digital, pasar rakyat jadi berkurang. Jadi diperlukan adaptasi," kata Wapres saat meresmikan Pasar Rakyat di kota Pariaman, Sumatra Barat, Selasa (6/4). 

Hal ini agar pedagang UMKM dan pedagang Pasar Rakyat dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi, wapres meminta Pemda untuk memberikan afirmasi. Dengan demikian, ada yang menuntun masyarakat pedagang untuk melek dengan teknologi. 

Bila masih bertahan dengan cara tradisional, Ma'ruf khawatir pedagang pasar jauh tertinggal dari pelaku pasar modern dan pasar virtual. "Cepat atau lambat digitalisasi pasar rakyat harus terjadi," ujar Ma'ruf. 

Ma'ruf juga mengingatkan para pengelola pasar supaya menyediakan aplikasi jual beli untuk dapat mengakomodir keperluan pedagang pasar. Hal ini agar produk yang diperjualbelikan di pasar rakyat juga dapat diakses melalui aplikasi daring. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement