REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Timah Tbk sepanjang kurun waktu belakang selalu merugi hingga penutupan 2020 perusahaan juga masih mencatatkan kerugian. Namun, di tengah perbaikan pasar global dan juga perbaikan keuangan, perusahaan mentargetkan bisa membukukan laba di tahun ini.
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Timah, Wibisono menjelaskan tahun ini untuk bisa mencetak laba ada beberapa strategi yang dilakukan perusahaan. Pertama, efisiensi. Kedua, kata Wibisono perusahaan juga terus berkomitmen untuk melakukan pembayaran utang secara bertahap.
Ketiga, kata Wibisono perusahaan juga mendorong anak usaha untuk bisa memberikan kontribusi positif. "Kami optimis dengan beberapa perbaikan juga efisiensi dan mengoptimalkan kinerja anak usaha, kami targetkan laba di tahun ini," ujar Wibisono dalam konferensi pers, Selasa (6/4).
Wibisono juga menjelaskan untuk dari sisi utang perusahaan sudah bisa menekan beban utang. Ia menjelaskan biaya bunga di tahun 2020 yang menjadi kewajiban perusahaan sebesar 600 miliar dolar AS. Angka ini turun dibandingkan 2019 sebesar 780 miliar dolar AS.
"Penurunan memang belum signifikan karena kita pelunasan bertahap. Lalu, kami juga tetap melakukan pelunasan bertahap di 2021 yang sesuai kas kita," ujar Wibisono.
Dari sisi pengembangan anak usaha, kata Wibisono perusahaan punya anak usaha yang bergerak di bidang batubara dan industri Timah. Untuk anak usaha sendiri, kata Wibisono tahun ini akan memproduksi 500 ribu hingga 750 ribu ton batu bara dengan kalori 6.200.
"Jadi, harapannya dengan adanya penopang di anak perusahaan. Batubara, maupun di timah maupun timah industri dan TKPP kita utlize untuk memberikan kontribusi positif di 2021 ini," ujar Wibisono.
Wibisono juga menjelaskan realisasi kinerja keuangan tahun lalu perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 15,22 triliun. Realisasi ini lebih rendah dari realisasi 2019 sebesar 21,33 persen.