Selasa 06 Apr 2021 18:25 WIB

Survei: Masyarakat Makin Takut Bicara Politik

Mereka takut penangkapan semena-seman yang dilakukan aparat hukum.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus Yulianto
Seorang wartawan menyimak rilis hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang wartawan menyimak rilis hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Maret 2021 menyebutkan, sekitar 39 persen responden menilai sekarang masyarakat selalu/sering takut berbicara tentang masalah politik. Angka ini meningkat dari hasil survei sebelumnya, pada Juli 2009 lalu ada 14 persen yang menyatakan selalu/sering takut berbicara masalah politik.

"Kita melihat ada tren naik dari mereka yang menyatakan bahwa masyarakat sekarang takut berbicara masalah politik, yang menyatakan selalu dan sering itu mengalami kenaikan," ujar Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad dalam rilis hasil survei secara daring, Selasa (6/4).

Dia juga mengatakan, masyarakat yang selalu/sering takut karena penangkapan semena-mena aparat hukum meningkat dari 23 persen pada hasil survei Juli 2009 menjadi 32 persen pada Maret 2021. Peningkatan juga terjadi pada pernyataan masyarakat yang selalu/sering takut ikut organisasi, dari sembilan persen menjadi 20 persen.

"Artinya semakin banyak warga yang menilai sekarang masyarakat takut ikut organisasi," kata dia.

Sementara itu, sebanyak 56,8 persen responden menyatakan, tidak pernah takut melaksanakan ajaran agama. Namun, masih ada 11 persen yang menyatakan selalu/sering takut melaksanakan ajaran agama.

Bahkan, jumlah tersebut pun meningkat dari dua persen pada survei Juli 2009. Menurut Saidiman, penilaian masyarakat selalu/sering takut bicara politik, penangkapan semena-mena aparat hukum, berorganisasi, dan menjalankan ajaran agama, lebih banyak pada warga yang menilai kondisi ekonomi, politik, keamanan, dan penegakan hukum buruk/sangat buruk.

Selain itu, penilaian masyarakat selalu/sering takut bicara politik, penangkapan semena-mena aparat hukum, berorganisasi, dan menjalankan ajaran agama, lebih banyak pada warga di perkotaan dengan usia 25 tahun ke bawah, berpendidikan lebih tinggi, berpenghasilan lebih besar, etnis Minang dan Sunda, serta beragama Islam.

SMRC melakukan survei dengan wawancara lapangan pada 28 Februari sampai Maret 2021. Populasi dipilih secara random (multistage random sampling) terhadap 1.220 yang berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah. Margin of error rata-rata sebesar kurang lebih 3,07 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement