REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah mencatat kehidupan sosial di wilayah Kristen Byzantium sangat memprihatinkan. Penindasan terhadap kaum lemah, adanya upeti kepada penguasa, dan kekacauan lainnya marak terjadi di mana-mana.
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, kendati para penduduk mengakui agama Kristen sebagai agama kepercayaan mereka, namun kehidupan keseharian mereka sangat jauh dari ajaran agama. Sebagaimana diketahui, agama Kristen menekankan dalam ajaran spiritualismenya tentang moral yang tinggi dan juga kesederhanaan hidup.
Namun, yang terjadi di masyarakat Kristen Byzantium sebaliknya. Di mana-mana terdapat kemegahan yang digunakan untuk berfoya-foya. Sekian banyak tempat yang dibangun untuk mempertunjukkan keganasan yang memperhadapkan manusia melawan manusia, bahkan manusia melawan binatang buas.
Dijelaskan bahwa kehidupan mereka penuh dengan kontradiksi. Mereka mencintai seni dan keindahan yang seharusnya mengantarkan mereka kepada keluhuran budi, tetapi dalam saat yang sama mereka gemar dengan kekerasan dan kekejaman.
Imperium Romawi Timur (Byzantium) ini dalam sejarahnya menguasai Yunani, Balkan, Asia kecil, Suriah, Palestina, sebagian wilayah Laut Putih (Rusia bagian utara), Mesir, dan seluruh Afrika Utara. Ibu kotanya adalah Konstantine. Imperium ini berdiri pada tahun 395 Masehi dan berakhir dengan kekalahannya oleh Usmaniyah yang berpusat di Turki pada 1453 Masehi.