REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dewan Pendidikan Kota Bogor mewanti-wanti Pemerintah Kota (Pemkot) agar mempersiapkan matang sebelum menjalani uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) yang direncanakan pada Mei mendatang. Pernyataan ini menyusul temuan positif Covid-19 pada salah satu siswa SMA di Leuwiliang, Kabupaten Bogor, saat uji coba sekolah tatap muka.
Ketua Wandik Kota Bogor, Deddy Djumiawan Karyadi mengatakan, sebelum Satgas Covid-19 Kota Bogor mengizinkan pelaksanaan PTM bagi sekolah yang sudah siap, harus ada model pembelajaran yang mutlak dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor dan Kantor Cabang Dinas (KCD) Kota Bogor. Seperti, merumuskan pembagian shift untuk siswa yang masuk saat jam pembelajaran.
"Jangan sampai terjadi klaster atau penyebaran Covid-19 saat melakukan pembelajaran. Jadi semuanya harus disiapkan secara matang," kata Deddy, Kamis (8/4).
Tak hanya itu, sambung Deddy, potensi penyebaran Covid-19 di angkutan umum juga harus diwaspadai. Tidak hanya saat masa pembelajaran saja. Sebab, menurutnya tidak semua siswa bisa diantar jemput oleh orang tua saat PTM kembali digelar.
"Ini kan untuk meminimalisir potensi anak-anak bertemu dengan orang lain. Harus diperhatikan ini," ucapnya.
Terpisah, Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi menuturkan, pihaknya tengah mempersiapkan uji coba PTM secara detail. Hal tersebut dilakukan lantaran menghindari adanya klaster baru di sekolah saat uji coba PTM dilaksanakan.
“Kita harus mempersiapkan lebih detail lagi, jangan sampai pas uji coba atau pas PTM sendiri ada klaster baru di sekolah. Makanya itu yang diantispasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengaku belum bisa menyebutkan, berapa sekolah dari 265 SD dan 125 SMP di Kota Bogor yang sudah siap melaksanakan uji coba PTM.
“Belum bisa ngasih, nanti aja persiapannya, yang jelas variasi. Sekarang sedang persiapan infrastruktur mereka dsn bebrrapa kelengkapan yang diperlukan. Kalau sudah semua baru koordinasi ke yang lebih besar dan polling ke orang tua,” ujarnya.