REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) mencetak laba sebesar Rp 31,26 miliar pada 2020. Perolehan tersebut dinilai lebih baik dibandingkan kondisi perbankan nasional.
Perusahaan menyatakan, secara keseluruhan perbankan nasional mengalami koreksi atau penurunan laba bersih pada Desember 2020. Hal itu akibat adanya pandemi Covid-19.
Corporate Secretary BRI agro Hirawan Nur Kustono menambahkan, rasio likuiditas (LDR) BRI Agro masih dapat terjaga pada level aman yakni sebesar 84,76 persen. Angka itu sesuai parameter yang ditetapkan oleh regulator.
Tingkat likuiditas di luar rasio LDR (RIM) pun masih tetap terjaga pada level 86,02 persen. "Dari sisi ekuitas, BRI Agro tetap memiliki ekuitas yang solid dengan CAR sebesar 24,33 persen pada 2020. Angka tersebut masih jauh di atas ketentuan
minimum yang ditetapkan oleh regulator," ujar Hirawan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI Agro di Jakarta, Jumat (9/4).
Pada 2020, lanjutnya, perseroan mencatat rasio non performing loan (NPL) Gross sebesar 4,97 persen. Hal itu menunjukkan tren penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 7,66 persen pada 2019.
Sementara, NPL Net pada 2020 sebesar 2,73 persen dibandingkan, sebelumnya pada 2019 sebesar 4,86 persen. "Di saat Pandemi Covid-19 perbankan mengalami kenaikan NPL, namun Perseroan berhasil menurunkan NPL," tegas dia.
Strategi yang ditempuh perusahaan, sambungnya, yakni dengan melakukan restrukturisasi dan membentuk pencadangan cukup solid. Lalu rasio NPL Coverage mendekati 103,96 persen pada 2020, sebelumya pada 2019 berada pada level 56,24 persen.
Dalam RUPST, direksi turut memberikan penjelasan mengenai prospek dan fokus perusahaan pada 2021. Di antaranya melakukan rencana transformasi bisnis BRI Agro, lewat pengembangan bisnis menjadi digital attacker bank.
Hal itu akan dikembangkan demi memperluas basis bisnis perusahaan dan telah merencanakan bisnis model barunya. Pada 2021, bisnis digital bank ini akan mulai dikembangkan dengan pengembangan infrastruktur, serta produk yang sesuai layanan serta melakukan pengembangan produk simpanan yang dapatbmeningkatkan transaksi seperti QR payment, debit card dan digital saving.