Senin 12 Apr 2021 16:03 WIB

Puluhan Rumah di Gunungtanjung Tasikmalaya Harus Direlokasi

Rumah-rumah itu direkomendasikan untuk direlokasi akibat terdampak pergerakan tanah.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Sejumlah warga terdampak pergerakan tanah di Desa Bojongsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya.
Foto: Bayu Adji P
[Ilustrasi] Sejumlah warga terdampak pergerakan tanah di Desa Bojongsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak 21 rumah dan satu bangunan masjid di Kampung Munjul, Desa Bojongsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, direkomendasikan untuk direlokasi akibat terdampak pergerakan tanah. Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), lokasi berdirinya puluhan bangunan itu tak lagi layak untuk ditempati.

Kepala Desa Bojongsari Ubad Badruzaman mengatakan, di wilayah itu terdapat 18 rumah dan satu masjid yang rusak para, serta tiga rumah rusak ringan akibat pergerakan tanah. Menurut dia, seluruh bangunan itu harus direlokasi untuk mengantisipasi pergerakan tanah susulan. 

Baca Juga

"Kita sudah sosialisasi kepada masyarakat terkait rekomendasi itu. Mereka semua sudah siap direlokasi, asalkan, tetap bersama direlokasinya dan tempatnya tak terlalu jauh dari lokasi sekarang," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (12/4).

Ia menjelaskan, saat ini pihak desa masih berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya untuk menentukan lahan tempat relokasi. Sebab, lahan tempat relokasi harus dipastikan dulu keamanannya secara geologi.

Menurut Ubad, beberapa orang telah menawarkan lahannya untuk dijual dan dijadikan tempat relokasi. Namun, pihak desa masih belum berani memberikan kepastian. 

"Karena kan harus ada kajian dulu. Yang penting itu harus dipastikan dulu lokasinya aman atau tidak," ujar dia.

Ia menjelaskan, sejauh ini warga yang terdampak bencana pergerakan tanah di desanya mayoritas masih tinggal di rumah saudara dan kerabatnya. Namun, ketika siang mereka kembali ke rumahnya lantaran terdapat hewan ternak yang harus diurus.

"Kita juga siapkan tenda darurat di lokasi," kata Ubad.

Ia menyebutkan, kebutuhan logistik untuk warga terdampak pergerakan tanah juga masih aman. Namun, ia berharap proses relokasi warga dapat berjalan dengan cepat.

"Kasihan kalau terlalu lama, warga tak ada kepastian juga," kata dia. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya Nuraedidin mengatakan, berdasarkan hasil kajian PVMBG beberapa waktu lalu, terdapat total 41 rumah yang harus direlokasi di sejumlah kecamatan, di antaranya Salopa, Puspahiang, Cibalong, Bantarkalong, dan Gunungtajung. Ia menyebutkan, BPBD telah berkoordinasi dengan pihak terkait agar dengan cepat menyiapkan proses relokasi tersebut. 

"Kita melakukan koordinasi langsung dengan para camat dan kepala desa untuk mempersiapkan itu. Agar pelaksanaan tindak lanjutnya bisa cepat," kata dia. 

Saat ini, Nuraedidin menambahkan, pihaknya masih mencari lahan untuk relokasi rumah warga yang terdampak bencana tersebut. Menurut dia, proses pencarian lahan tak bisa dilakukan sembarangan. Sebab, sebelum menentukan lokasi, harus ada kajian terlebih dahulu oleh PVMBG, sehingga kejadian serupa tak terulang di kemudian hari. 

"Relokasi ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Kita harus koordinasi, lalu menentukan titik tanah dan sebagainya. Intinya tempat relokasi harus aman, jangan nanti sudah ditempati ada pergerakan lagi," kata dia.

Nuraedidin belum bisa menentukan waktu yang dibutuhkan untuk merampungkan proses relokasi itu. Yang pasti, kata dia, BPBD Kabupaten Tasikmalaya telah menyampaikan masalah itu ke pimpinan, dalam hal ini adalah Bupati Tasikmalaya. Sebab, menurut dia, BPBD hanya bertugas sebagai fasilitator.

Selama menanti relokasi, ia juga telah menginstruksikan para camat dan kepala desa untuk memenuhi kebutuhan logistik warga terdampak. "Sambil menunggu realisasi anggaran untuk relokasi," kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement