REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan pada pukul 15.02 Wita terjadi erupsi dan kawahnya mengeluarkan asap putih dengan tinggi kolom mencapai 1.000 meter.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian dihubungi dari Kupang, Kamis (15/4).
Stanis menjelaskan bahwa erupsi gunung api itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi kurang lebih 35 detik. Letusan yang dikeluarkan oleh Gunung IliLewotolok itu, ujar dia, disertai dengan dentuman yang sangat kuat sehingga sedikit bergetar tanah yang berada di sekitar gunung itu.
Dengan masih adanya aktivitas di gunung tersebut, ia pun menyarankan warga sekitar lereng Ili Lewotolok serta pengunjung, pendaki dan wisatawan tidak melakukan aktivitas di area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung api tersebut.
"Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Di samping itu juga mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung itu maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama saat musim hujan. Pihak Pos pemantau, ujar dia, selama ini tetap siaga dan memantau untuk memastikan bahwa tak ada semburan abu yang lebih besar dan tinggi yang dapat membahayakan warga di sekitar gunung itu.