Jumat 16 Apr 2021 13:30 WIB

Ketika Gubernur Himsh dan Rakyatnya Menghadap Umar

Khalifah Umar bin Khattab melakukan kunjungan ke Himsh.

Red: Agung Sasongko
Saat Umar bin Khattab inspeksi ke wilayah Himsh (ilustrasi).
Foto: Google.com
Saat Umar bin Khattab inspeksi ke wilayah Himsh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Khalifah Umar bin Khattab melakukan kunjungan ke Syam. Dalam perjalanannya, Khalifah Umar singgah di Himsh. Di sana, ia mengunjungi Saíd bin Amir al-Jumahy. 

Sebelumnya, Umar bertanya kepada masyarakat Himsh soal kepemimpinan Sáid. "Bagaimana kebijakan gubernur saudara-saudara," tanya Umar.

Baca Juga

Masyarakat di sana kemudian menjelaskan kepada Umar ada empat kelemahan dalam pemerintahan Saíd. "Saya akan pertemukan kalian dengan Gubernur Saíd," kata Umar sembari berdoa, "Semoga sangka baik saya selama ini kepada Saíd bin Amir tidak salah."

Pertemuan itu akhirnya digelar, yakni gubernur dan masyarakat menghadap khalifah. Umar lalu membuka pertemuan itu. "Bagaimana dengan laporan saudara-saudara tentang kebijakan gubernur saudara," tanya Umar. 

Ada empat masalah yang diungkap pada pertemuan itu. Pertama, gubernur selalu tiba di tempat tugas setelah matahari tinggi. "Bagaimana tanggapan Anda gubernur," tanya Umar.

"Sesungguhnya saya keberatan menanggapinya. Tapi, apa boleh buat. Keluarga saya tidak mempunyai pembantu. Karena itu, tiap pagi saya terpaksa turun tangan membuat adonan roti lebih dulu untuk mereka. Sesudah adonan itu siap, barulah saya membuat roti. Kemudian saya berwuhdu. Barulah saya berangkat ke tempat tugas saya untuk melayani masyarakat," kata Saíd

Kedua, gubernur tidak bersedia melayani masyarakat pada malam hari. Soal itu Saíd menjawab, "Hal ini sesungguhnya berat bagi saya untuk menanggapinya. Apalagi, di hadapan umum seperti ini. Saya telah membagi waktu saya, siang hari untuk melayani masyarakat, dan malam harinya saya mendekatkan diri kepada Allah," ungkap Saíd.

Baca juga: Ini Pandangan Top Up Gim Menurut Fikih dan Syariat Islam

Ketiga, Gubernur tidak masuk secara penuh dalam sebulan. Saíd pun menjelaskan alasannya. "Sebagaimana saya terangkan tadi, saya tidak punya pembantu rumah tangga. Di samping itu, saya hanya memiliki sepasang pakaian yang melekat di badan saya ini. Saya mencuci sekali dalam sebulan, bila saya mencucinya, terpaksa saya menunggu kering lebih dahulu. Sesudah itu barulah saya dapat keluar melayani masyarakat," ujar Said.

 

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا جَاۤءَكُمُ الْمُؤْمِنٰتُ مُهٰجِرٰتٍ فَامْتَحِنُوْهُنَّۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِهِنَّ فَاِنْ عَلِمْتُمُوْهُنَّ مُؤْمِنٰتٍ فَلَا تَرْجِعُوْهُنَّ اِلَى الْكُفَّارِۗ لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّوْنَ لَهُنَّۗ وَاٰتُوْهُمْ مَّآ اَنْفَقُوْاۗ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اَنْ تَنْكِحُوْهُنَّ اِذَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّۗ وَلَا تُمْسِكُوْا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَسْـَٔلُوْا مَآ اَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْـَٔلُوْا مَآ اَنْفَقُوْاۗ ذٰلِكُمْ حُكْمُ اللّٰهِ ۗيَحْكُمُ بَيْنَكُمْۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tidak ada dosa bagimu menikahi mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta kembali mahar yang telah kamu berikan; dan (jika suaminya tetap kafir) biarkan mereka meminta kembali mahar yang telah mereka bayar (kepada mantan istrinya yang telah beriman). Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. Al-Mumtahanah ayat 10)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement