Senin 19 Apr 2021 13:00 WIB

7 Suplemen Populer Ini Punya Bahaya Tersembunyi

Produk suplemen kerap dipasarkan sebagai solusi mudah lengkapi nutrisi tubuh.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Produk suplemen kerap dipasarkan sebagai solusi mudah lengkapi nutrisi tubuh.
Foto: PxHere
Produk suplemen kerap dipasarkan sebagai solusi mudah lengkapi nutrisi tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk suplemen kerap dipasarkan sebagai solusi mudah untuk melengkapi kebutuhan nutrisi tubuh. Klaim-klaim kesehatan yang menyertai juga membuat produk suplemen semakin dicari.

"Banyak investigasi yang menunjukkan dugaan manfaat tersebut tidak terbukti dan dalam kasus terburuk, vitamin dan suplemen bisa jadi berbahaya," jelas Dr Mike Varshavski DO, seperti dilansir EatThis, Senin (19/4).

Baca Juga

Setidaknya ada tujuh suplemen populer yang dinilai dapat memberi dampak kurang baik bagi kesehatan. Berikut ini adalah ketujuh suplemen tersebut.

Suplemen Kalsium

Kalsium memang dibutuhkan untuk membantu menjaga kekuatan tulang dan jantung tetap memompa. Akan tetapi, konsumsi kalsium perlu disertai dengan vitamin D dalam jumlah yang cukup agar bisa terserap dengan baik.

Kelebihan asupan kalsium dapat menetap di arteri, alih-alih membantu menunjang kesehatan tulang. Hal ini telah diungkapkan dalam sebuah studi pada Journal of the American Heart Association.

Studi ini melibatkan 2.700 orang yang mengonsumsi suplemen kalsium selama 10 tahun. Hasil studi menunjukkan bahwa kelebihan kalsium akan menumpuk di aorta dan arteri lain. Dengan kata lain, kalsium memang dibutuhkan namun akan lebih sehat bila mendapatkan asupan kalsium dari asupan makan atau minum sehari-hari.

Suplemen Kava

Suplemen kava kerap dimanfaatkan untuk mengatasi kecemasan dan insomina. Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), suplemen kava memang dapat memberikan sedikit efek dalam menurunkan kecemasan.

"Tapi (suplemen kava) kerap dihubungkan dengan risiko cedera hati berat," papar NCCIH.

Suplemen ini juga dapat menyebabkan beberapa efek samping lain. Sebagian di antaranya adalah masalah pencernaan, pusing, dan pening. Orang yang mengonsumsi suplemen kava perlu berhati-hati dan memperhatikan dosis serta berapa lama suplemen ini dikonsumsi.

Isolat Kedelai

Perempuan yang memasuki masa menopause atau perimenopause kerap memanfaatkan suplemen isolat kedelai untuk meredakan gejala menopause, misalnya hot flashes. Akan tetapi, penggunaan jangka panjang suplemen sejenis ini, khususnya suplemen isoflavon kedelai, dapat meningkatkan risiko hiperplasia endometrium menurut NCCIH.

Ahli gizi Katherine D McManus MS RD LDN mengatakan tak masalah bila orang-orang ingin mengonsumsi makanan berbahan kedelai, seperti susu kedelai, edamame, atau tahu. Makanan-makanan seperti ini boleh dikonsumsi secukupnya, beberapa kali dalam sepekan. Akan tetapi, McManus tidak menganjurkan suplemen atau makanan yang terbuat dari isolat kedelai karena dampak negatifnya terhadap kesehatan.

Beras Ragi Merah

Beras ragi merah diklaim dapat bekerja mirip dengan statin. Beberapa klaim manfaat dari beras ragi merah adalah dapat menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL dan mencegah penyakit jantung.

Akan tetapi, suplemen beras ragi merah juga memiliki beberapa efek samping. Sebagain di antaranya adalah efek samping pada otot, hati, dan ginjal.

Studi dalam jurnal Pharmacy and Therapeutics menganalisis manfaat dan risiko dari beras ragi merah. Kesimpulan dari analisis tersebut adalah suplemen beras ragi merah tidak direkomendasikan untuk pasien dengan hiperkolesterolemia. Selain itu, studi juga menyatakan bahwa suplemen ini tidak terbukti dapat menjadi alternatif statin yang aman untuk pasien dengan hiperlipidemia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement