REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dalam rangka meningkatkan minat riset khalayak umum, SEBI Islamic Business and Economic Research Center (SIBERC) STEI SEBI mengadakan agenda kelas riset bernama Intensive Research Class: 20 Hari Jadi Peneliti. Agenda kelas riset Ramadhan tersebut baru kali pertama diadakan oleh SIBERC, dan berlangsung mulai tanggal 1-20 Ramadhan 1442 Hijriyah, bertepatan dengan 13 April-2 Mei 2021.
Dalam pelaksanaannya, SIBERC bekerja sama dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) DPW DKI Jakarta dan turut didukung oleh beberapa lembaga lainnya seperti Forum Indonesia Muda (FIM) Depok, FIM Jakarta, Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI), Korps Alumni FoSSEI (KA-FoSSEI), Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS), Perpustakaan STEI SEBI, dan penerima beasiswa GenBI SEBI.
“Agenda ini merupakan inisiasi bersama antara SIBERC, satu unit riset di STEI SEBI, dengan banyak pihak. Tujuannya hanya satu, agar kita bisa memanfaatkan shubuh Ramadhan kita dengan sebaik-baiknya. Mudah-mudahan kita bisa silaturahim, saling menguatkan, menyemangati, terutama bagi yang punya target skripsi, target tesis, menulis jurnal, bisa selesai dengan baik karena kita mendapat sharing langsung dari pakarnya”, ujar Dr Ai Nur Bayinah selaku direktur eksekutif SIBERC dalam sambutannya pada pembukaan Intensive Research Class, Selasa (13/4).
Agenda tersebut juga diisi oleh 20 pakar ekonomi Islam dari berbagai latar belakang kepakaran yang dimilikinya. Pada hari pertama pelaksanaan kegiatan, materi disampaikan oleh Sigit Pramono PhD tentang perkembangan ilmu pengetahuan Islam.
“Kejayaan Islam-lah yang memberikan kontribusi kemajuan ilmu pengetahuan saat ini. Itu adalah satu bentuk the dark of age, abad kegelapan yang diceritakan peradaban Barat. Di mana mereka menutupi periode sebelum kejayaan peradaban Barat yang mereka anggap abad kegelapan. Mereka menutupi bahwa itu sesungguhnya berasal dari Islam”, ujar Sigit yang juga merupakan ktua STEI SEBI seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
“Kita harus mengambil peran masa depan kita, menggenggam knowledge tadi, ilmu pengetahuan, yang merupakan bagian dari al-quwwah al-Islamiyyah, kekuatan Islam yang harus kita miliki. Sehingga, umat Islam itu punya wibawa, punya kejayaan, punya peradaban yang disegani oleh dunia. Memang itu peran kita sebagai khalifatullah fil ardh, memberikan kontribudi peradaban yang lebih baik”, lanjutnya.
Seluruh kegiatan dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom meeting, pukul 05.00-06.30, dan dihadiri oleh ratusan peserta. Tercatat bahwa pendaftar kegiatan Intensive Research Class ini mencapai 920 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
Apresiasi disampaikan oleh Dr Rahmatina Awaliah Kasri, selaku ketua IAEI DKI Jakarta sekaligus narasumber dengan tema “Revitalization of Islamic Sosial Finance and Drection for Future Research”. Ia menyampaikan, “Ini sebuah kegiatan yang luar biasa. Saya rasanya belum pernah mengetahui ada kegiatan khusus, intensive research class dan dilakukan di bulan Ramadhan, seperti ini sebelumnya. Mudah-mudahan jadi kebaikan untuk kita semua.”
"Ini bukan soal gelar, bukan soal sekedar publikasi, ini perjalanan hidup menjadi seseorang yang bermanfaat. Sabar, ternyata kita butuhkan buat riset. Buat hidup apalagi," papar Dr Siti Rahayu Hijrah Hati.