REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Waskita Karya meraup keuntungan setelah melakukan divestasi saham untuk konsesi ruas Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road. Arya mengatakan porsi saham Waskita sendiri mencapai 30 persen atau sekira Rp 423 miliar yang apabila ditambah dengan biaya akuisisi menjadi Rp 457 miliar.
Arya mengatakan saham sebesar 30 persen tersebut kemudian dibeli Kings Ring Limited yang merupakan grup usaha Road King Expressway (RKE) dari Hong Kong.
"Kings Ring beli dengan harga jualnya Rp 824 miliar, jadi Waskita itu untung mencapai Rp 367 miliar," ujar Arya di Jakarta, Jumat (23/4).
Waskita melalui anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road (WTR) dan Kings Ring Ltd telah menandatangani kesepakatan jual beli 30 persen saham PT Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT) yang merupakan pemegang konsesi ruas Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi.
Acara penandatanganan dilakukan Direktur Utama WTR Septiawan Andri Purwanto dan CEO dari Road King Expressway Fung Tat Sun Patrick disaksikan Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono dan Wakil
Menteri II Kementerian BUMN Kartika Wirjoatmodjo di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (22/4). Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan transaksi divestasi ini merupakan langkah awal dari program divestasi sembilan ruas tol yang direncanakan Waskita tahun ini.
"Beberapa ruas lain masih dalam proses negosiasi dan dalam tahap studi oleh investor," ujar Destiawan dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (23/4).
Destiawan mengatakan program divestasi ruas tol sejalan dengan strategi Waskita untuk meningkatkan kinerja dengan asset recycle. Sebagai pengembang jalan tol terbesar di Indonesia, Waskita menciptakan value lewat proses investasi, konstruksi dan divestasi.
Melalui divestasi, lanjut Destiawan, Waskita memperoleh dana segar dari investor serta dapat mengembalikan kapasitas pendanaan lewat dekonsolidasi utang investasi jalan tol.
"Dana segar yang diperoleh Waskita dari hasil divestasi akan dialokasikan untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur, serta digunakan sebagai tambahan modal kerja dan investasi proyek infrastruktur lainnya," ucap Destiawan.
Destiawan menyampaikan JMKT didirikan pada 2014 dan berhasil memenangkan lelang pengusahaan jalan tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi yang ditetapkan pada 4 September 2014. Kata Destiawan, ruas sepanjang 61,7 km tersebut mulai beroperasi sejak 2016, sementara nilai investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan mencapai Rp 4,9 triliun.