REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (26/4) pagi menguat seiring perhatian investor saat ini yang tertuju pada pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada tengah pekan. Pada pukul 10.02 WIB, rupiah menguat 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp 14.485 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.525 per dolar AS.
"Dolar AS nampak kembali melemah di awal pagi hari Senin, melanjutkan sentimen di akhir sesi Jumat kemarin, seiring rendahnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Data indeks PMI sektor manufaktur dan jasa AS, serta laporan sektor perumahan AS yang dilaporkan di atas ekspektasi, sempat menopang dolar menguat tetapi gagal bertahan. Fokus pasar kini tertuju pada kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve pada Kamis (29/4) mendatang.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya berada di posisi 90,71, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,86. Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,573 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,567 persen.
Pada Jumat (23/4) lalu, rupiah ditutup melemah tipis 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp 14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.520 per dolar AS.