Selasa 27 Apr 2021 05:45 WIB

Fanatisme Arab Faktor Terpenting Runtuhnya Dinasti Umayyah?

Dinasti Umayyah adalah negara yang sangat fanatis dengan Arab.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Dinasti Umayyah adalah negara yang sangat fanatis dengan Arab. Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Umayyah terus bertahan hingga kini.
Foto: insidearab.com
Dinasti Umayyah adalah negara yang sangat fanatis dengan Arab. Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Umayyah terus bertahan hingga kini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dinasti Umayyah merupakan kekhalifahan Islam kedua dalam sejarah Islam yang runtuh pada 23 April 749 M. Bani Umayyah adalah keluarga Muslim pertama yang memerintah dari tahun 41 H (662 M) sampai 132 H (750 M). Ibu kota Dinasti Umayyah adalah Kota Damaskus. 

Dikutip dari laman youm7, banyak sejarawan percaya bahwa faktor penting yang menyebabkan runtuhnya Bani Umayyah adalah karena penguasa Daulah Bani Umayyah sangat fanatik terhadap orang Arab, tradisi Arab, dan bahasa Arab.   

Kekhalifahan Bani Umayyah memiliki watak kearaban yang kuat. Sebagian besar khalifahnya sangat fanatik terhadap kearaban dan bahasa Arab yang mereka gunakan. Mereka memandang rendah kalangan mawali (orang non-Arab). Orang Arab merasa diri mereka sebagai bangsa terbaik dan bahasa Arab sebagai  tertinggi. 

Selain itu, kebanyakan penerusnya tidak bisa menciptakan kesetaraan dan keadilan dalam Islam. Hal ini kemudian menyebabkan para loyalis ikut ambil bagian setiap kali timbul pemberontakan untuk menumbangkan Dinasti Umayyah.  

Banyak sejarawan percaya bahwa dengan jatuhnya negara Umayyah, kekuasaan Muslim Arab jatuh dari kekhalifahan Islam. Karena, orang Arab terakhir berafiliasi dengan penguasa negara-negara kekhalifahan, sedangkan kekhalifahan kemudian diteruskan ke Persia dan Turki, baik dalam pemerintahan Abbasiyah atau Ottoman, dan sampai jatuhnya keluarga Utsman dengan deklarasi Republik Turki oleh Mustafa Kemal Ataturk pada 1923.  

Dinasti Umayyah jatuh ke tangan orang-orang yang mengeklaim hak ahlul bait atas kekhalifahan. Setelah kegagalan revolusi dari mereka yang mengeklaim hak dinasti Ibnu Abi Thalib atas kekhalifahan, seruan itu berubah kepada mereka yang mengatakan bahwa dinasti al-Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi, yang berhak atas kekhalifahan.

Baca juga : Perbuatan Ini Lebih Besar Pahalanya dari Puasa dan Sholat  

Hingga akhirnya tentara Abbasiyah yang dipimpin oleh Abi al-Abbas mampu mengalahkan tentara Umayyah dan membunuh Khalifah Marwan bin Muhammad. Dalam bukunya yang berjudul At-Tarikh al-Islamy al’-Am: Al-Jahiliyyah, ad-Daulah al-Arabiyyah, Ad-Daulah Al-Abbasiyyah, Ali Ibrahim Hassan menyatakan bahwa faktor penting yang menyebabkan jatuhnya negara Umayyah adalah karena orang-orang Arab telah membuat para loyalis pergi dari Bani Umayyah. Para loyalis ini menjadi musuh orang-orang Arab karena orang-orang Arab lebih mementingkan diri mereka sendiri.  

Oleh karena itu, Mawali (orang non-Arab) menggunakan setiap kesempatan untuk menindas negara Umayyah, dan muncul dengan semua orang di luar Umayyah. Walaupun, pada awalnya gerakan mereka tidak terorganisasi.  

Namun, gerakan mereka semakin intensif pada akhir era Umayyah ketika kondisinya sudah mulai lengah, dan perang berkecamuk antara Mawali dan Daulah Umayyah, yang memiliki dampak terbesar pada keberhasilan dakwah Abbasiyah. Pengkhutbah Abbasiyah merangkul mawali dan mendukung mereka melawan penguasa Umayyah.  

Dalam salah satu bukunya tentang orientalisme dan oksidentalisme, Mahmoud Khalif Khudair al-Hayani menjelaskan, banyak bukti sejarah yang menyatakan bahwa Daulah Abbasiyah didirikan atas dasar kebencian terhadap orang Arab. Selama era negara ini, ada reaksi kekerasan terhadap Arabisme. 

 

Sumber: youm7 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement