REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H.M. Sun’an Miskan, Ketua PWM DKI Jakarta
Hampir seluruh peperangan yang terjadi yang dipimpin oleh Rasulullah SAW melawan Musyrik Kuffar, Abu Bakar R.A. ikut terlibat didalamnya, khususnya Perang Badar Al Kubro.
Beliau sahabat yang diabadikan dalam Al Qur’an Surat At Taubah 40 dengan gelaran “ Tsania Ist Nain “. Dia salah seorang dari dua orang …. Yaitu beliau Abu Bakar RA dan Rasulullah SAW yang sedang bersembunyi di Gua Tsuur di Selatan kota Makkah, menyelamatkan diri dari kejaran Kuffar Quraisy.
Tatkala pasukan Kuffar Quraisy itu berada di depan gua beliau ketakutan. Rasulullah saw meyakinkannya untuk tenang tidak usah takut karena Allah SWT bersama mereka berdua, mendengar dan melindunginya. “ La tahzan . Innallaha ma’anaa “.
Setelah keadaan aman, atas pantauan putri beliau ‘Asma Binti Abu Bakar yang setia mengirim makanan kepada keduanya, sambil menggembala ternak peliharaannya. Beliau berdua lalu melakukan perjalanan hijrah, imigrasi yang spektakuler dalam peristiwa dunia, dengan seekor unta yang dikenal dengan Al Qoswa dan dipandu oleh Abdullah bin Uraiqit.
Hijrah untuk menyusul sahabatnya yang sudah dahulu ke Madinah. Hijrah yang sudah lama diimpikan oleh Rasulullah SAW mengingat bahaya yang begitu mengancam di Makkah. Namun baru kali ini diizinkan-Nya. Dengan modal ikhlas karena menjalankan perintah Nya inilah, sejarah dunia berubah kearah kemajuan yang Islami.
Dua tahun setelah beliau Abu Bakar R.A. tinggal di Madinah sebagai pedagang di pasar, tiba tiba datang komando dari Rasulullah SAW untuk berperang, Beliau Rasulullah SAW memberi perintah bahwa sudah saatnya ummat Islam menyerahkan jiwa dan hartanya untuk berperang. Karena kuffar Quraisy saat itu bukan hanya mengganggu perbatasan Madinah dengan pasukan kecilnya, tetapi kali ini sudah melakukan aliansi dengan suku-suku yang tidak senang dengan hadirnya negeri Madinah yang damai.