Rabu 28 Apr 2021 14:04 WIB

Bupati Semarang Sementara tak Izinkan PTM

Pemkab Semarang juga tengah berkonsentrasi penuh untuk mengatisipasi pemudik.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Bupati Semarang Ngesti Nugraha secara simbolis menempelkan stiker himbauan penerapan protokol kesehatan 5M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas) pada mobil dinasnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/3/2021). Pemkab Semarang mencanangkan penempelan stiker waspada COVID-19 tersebut pada seluruh mobil dinas Kabupaten Semarang guna mengajak seluruh lapisan masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Bupati Semarang Ngesti Nugraha secara simbolis menempelkan stiker himbauan penerapan protokol kesehatan 5M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas) pada mobil dinasnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/3/2021). Pemkab Semarang mencanangkan penempelan stiker waspada COVID-19 tersebut pada seluruh mobil dinas Kabupaten Semarang guna mengajak seluruh lapisan masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang untuk Sementara tidak mengizinkan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Selain pertimbangan angka warga yang terpapar Covid-19 kembali menujukkan peningkatan, Pemkab Semarang juga tengah berkonsentrasi penuh untuk mengatisipasi pemudik pada Lebaran kali ini.

“Untuk anak-anak sekolah yang sudah selesai ujian, ini kita tidak izinkan ada PTM dulu. Karena Pemkab Semarang akan konsentrasi penuh pada orang-orang yang mudik, walaupun sebenarnya sudah dilarang oleh Pemerintah,” kata Bupati Semarang, Ngesti Nugraha.

Bupati mennegaskan, warga dari luar daerah yang mudik ke Kabupaten Semarang, menjelang Idul Fitri 1442 Hijriyah kali ini, perlu diantisipasi. Dengan adanya pemudik dari luar daerah tersebut sangat memungkinkan adanya potensi penularan Covid-19.

“Maka, kita harus lebih ketat lagi, jangan sampai ada lebaran kemudian muncul klaster-klaster baru penularan Covid-19,” ujar dia.