Apa yang akan terjadi selama bulan Ramadhan jelas bergantung pada keberhasilan kampanye vaksinasi selama beberapa minggu ke depan. Terlebuh sejak Israel kini mulai bangkit dari kebijakan kuncian total.
Semakin banyak orang yang divaksinasi, maka semakin besar peluang untuk benar-benar merayakan Ramadhan. Terlebih, jika kondisinya dibandingkan tahun lalu setelah pandemi meletus pertama kali.
Saat itu, perayaan Ramadhan harus dibatasi karena banyak pembatasan, termasuk jam malam. Masjid ditutup dan acara buka puasa hanya untuk keluarga dekat.
Meski demikian, banyak orang di masyarakat Arab tidak mau mendapatkan vaksin karena sejumlah alasan. Termasuk rasa ketidakpercayaan pada pihak berwenang, penyebaran berita palsu tentang vaksin dan sikap apatis (atau sekadar kelelahan) terhadap pandemi.
Di sisi lain, tidak ada satupun dari alasan di atas yang membenarkan fakta tingkat inokulasi pada populasi Arab lebih rendah daripada pada populasi Yahudi.