REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah Rasulullah wafat, sebagian orang keluar dari Islam, dan ada pula yang mengklaim menjadi nabi.
Dikutip dari laman Youm7 pada Kamis (29/4), dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah dengan judul "Kisah Sajjah dan Bani Tamim" disebutkan:
Bani Tamim memiliki pendapat yang berbeda selama masa murtad, ada yang murtad, dan menolak untuk menunaikan zakat. Sementara, Sajjah binti Al Harits ibn Suwaid ibn Aqfan, seorang Kristen Arab mengaku sebagai nabi. Orang-orang yang mengikutinya berasal dari keluarga dekat dan warganya. Mereka bertekad untuk menyerang Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Kemudian mereka datang mengajak orang-orang di Bani Tamim. Di antara mereka yang mengikuti ajakan Sajjah yakni Malik ibn Nuwairah dan Atharid ibn Hijab.
Salah satu orang pasukannya mengatakan kepada Sajjah untuk menemui Malik ibn Nuwairah. Sajjah pun datang dan menemui langsung Malik ibn Nuwairah pemimpin Bani Yarbu.
Tetapi Malik meminta Sajjah untuk membunuh semua Bani Tamim yang tidak tunduk dan menentang Sajjah. Bahkan Malik menyatakan ‘semua milik kami adalah milik kalian juga’.
Dan Sajjah langsung mempercayainya padahal Malik adalah seorang pembesar penduduk Bani Tamim. Lalu mereka mengadakan perundingan dan membicarakan tentang siapa yang akan diserang terlebih dahulu.
Sajjah mengatakan, "Mereka mempersiapkan kendaraan, bersiap dalam merampok, lalu melakukan penyerangan, dan tidak ada yang menghalang." Kemudian dia juga ingin merebut wilayah yang telah dikuasai Musailamah di Yamamah. Lalu pengikutnya membantah bahwa Musailamah adalah orang yang berbahaya dan memiliki pasukan yang kuat dan besar.
Kemudian Sajjah menjawab, "Kita harus pergi ke Yamamah. Terbanglah seperti burung merpati. Meskipun di sana perjuangan akan berlangsung dengan keras, namun kalian tidak ditimpa kesedihan."
Ketika mendengar bahwa pasukan Sajjah akan menyerang Musailamah, Musailamah ketakutan akan wilayahnya. Musailamah juga akan diserang pasukan Muslimin yang dipimpin Tsummah ibn Atsal dan dibantu Ikrimah ibn Abu Jahal dan bala tentara Islam.
Musailamah pun menawarkan kerja sama dengan Sajjah. Lalu berlanjut hingga keduanya saling terpikat dan menikah. Dan pada akhirnya, Sajjah kembali ke asalnya ketika Khalid ibn al Walid bersama pasukannya mencapai Yamamah.
Sumber: youm