REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Peran alim ulama dalam menghadapi krisis karena Pandemi Covid-19. Tantangan terbesar di masa Covid-19 adalah kehidupan ekonomi yang lesu. Daya beli masyarakat anjlog dan perdangan kurang bergairah.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR RI, H Ahmad Muzani, saat bersilaturahim dengan para ulama dan habaib se-Jakarta di Masjid Raya Hasyim Asy'ari, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (29/4).
Kehadiran Ahmad Muzani yang didampingi Anggota DPR RI Fraksi Gerindra H Ir Kamarussamad dari Dapil Jakarta 3 disambut KH Mahfudz Asirun yang juga Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Raya Hasyim Asy'ari.
"Situasi ini membawa dampak psikologis bagi umat, yaitu munculnya pesimisme di tengah masyarakat. Di sinilah kita patut bersyukur ada alim ulama yang terus membangkitkan optimisme, bahwa insya Allah Covid-19 akan berakhir. Karena ajaran agam menyatakan setiap penyakit pasti ada obatnya," ujar Muzani.
Menurut Sekjen Partai Gerindra ini dorongan semangat dari para ulama inilah yang membuat umat teguh dalam kesabaran, karena sabar bagian penting yang selalu disampaikan para ulama.
Selain kesabaran, para ulama juga mengajarkan nilai positif dengan tidak berhenti berikhtiar. Walaupun tantangan berat lainnya di era digitalisasi,telah membuka semua akses informasi. Sehingga apa yang disampaika para alim ulama, para kyai dan para ustadz, sering berbenturan karena ada paradoks dengan kehidupan nyata.
"Inilah beban berat para ulama, untuk terus dengan sabar membentengi umat dengan panduan ajaran agama, ahlak yang mulia, keteladanan berdasarkan moralitas yang tinggi telah membentuk peradaban ke Indonesiaan," kata Ahmad Muzani.
Di hadapan sekitar 30 ulama se-Jakarta yang hadir menjelang waktu berbuka puasa, Ahmad Muzani menyampaikan rasa syukur bahwa para alim ulana terus menjaga Indonesia. Tanpa diminta dari dulu sampai sekarang berkat doa-doa para ulama Indonesia tetao kokoh menghadapi segala tantangan disetiap zaman.
"Inilah sumbangsih besar para ulama dengan telaten, sabar dan ikhlas merajut peradaban ke-Indonesian," tambah Ahmad Muzani.