Jumat 30 Apr 2021 13:04 WIB

Inflasi Jerman Menembus Angka Tertinggi Sejak 2019

Inflasi inti di kawasan 19 negara Uni Eropa masih berjalan di bawah satu persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tingkat inflasi Jerman naik di atas dua persen karena adanya biaya energi. Adapun realisasi ini pertama kalinya dalam dua tahun.

Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Jumat (30/4) harga konsumen juga meningkat tajam di Spanyol sebesar 1,9 persen dari tahun sebelumnya, diperkirakan meningkat di Prancis dan Italia. Laporan kawasan euro ditetapkan menunjukkan tingkat suku bunga mencapai 1,5 persen atau tertinggi sejak 2019.

Baca Juga

Adapun beberapa analis memprediksi era baru inflasi yang lebih tinggi setelah pandemi, yang dipicu oleh permintaan yang terpendam dan melimpahnya tabungan yang didorong oleh dukungan fiskal besar-besaran bagi rumah tangga. Bank Sentral Eropa memperkirakan setiap kenaikan akan bersifat sementara.

Kemudian kenaikan harga tahun ini sebagian besar mencerminkan berakhirnya efek satu kali, seperti penurunan harga minyak dan pemotongan pajak sementara. Dia juga mengatakan perubahan komposisi keranjang belanja yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan harga konsumen mendistorsi tren yang mendasarinya.

Lembaga yang telah gagal mencapai sasaran inflasi di bawah, tetapi mendekati, sebesar dua persen selama bertahun-tahun - memperhitungkan tekanan harga akan tetap direndam dalam jangka menengah di tengah kelesuan ekonomi dan ketidakpastian pekerjaan. Inflasi inti di kawasan 19 negara masih berjalan di bawah satu persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement