REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Perum Bulog Wilayah Sumatra Barat (Sumbar) memanfaatkan beras lokal produksi petani setempat dalam memproduksi beras fortifikasi atau bervitamin. Beras produksi Bulog tersebut dinamakan Fortivit.
"Bulog Sumbar produksi beras fortifikasi atau bervitamin dengan nama Fortivit menggunakan beras lokal yaitu beras IR 42 yang biasa dikonsumsi oleh warga Sumbar," kata Kepala Bulog Wilayah Sumbar Tommy Despalingga di Padang, Kamis (6/5).
Dia mengatakan Beras Fortivit ini sudah cukup lama diproduksi. Namun, sebelumnya menggunakan beras pulen yang bukan diproduksi oleh Bulog Sumbar dan biasanya kurang diminati oleh warga Sumbar.
"Sebelumnya, hanya ada beras Fortivit dalam bentuk jadi dan kalau dikirim kebanyakan berasnya pulen, makanya kali ini kami coba produksi sendiri karena kernel dan mesin baru dikirim," ucapnya.
Ia mengatakan beras Fortivit selain sehat juga memberikan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Termasuk juga bagi ibu hamil bisa memenuhi asupan gizi bagi ibu dan anak yang sedang dikandung. Selain itu juga dapat menjaga daya tahan tubuh bagi orang dewasa.
"Jadi, selain kenyang masyarakat juga mendapat berbagai macam vitamin yang ditambahkan selain dari vitamin yang terkandung di dalam beras itu sendiri," ujar dia.
Kandungan gizi yang terdapat dalam beras tersebut terdiri dari Vitamin B1 (Tiamin), B3 (Niasin), B9 (Asam Folat), B12, Tinggi Zat Besi serta tinggi Zink. B eras Fortivit, tambahnya, dikemas secara baik dengan cara divakum sehingga lebih tahan lama dan tidak mudah rusak maupun berkutu.
Bulog Sumbar menjual beras Fortivit dalam kemasan ukuran 1 kilogram seharga Rp 17.000. Saat ini stok beras tersebut di Perum Bulog Sumbar sebanyak 1 ton. Bulan lalu beras tersebut tersedia 2,5 ton namun telah terjual sebanyak 1,5 ton.