Kamis 06 May 2021 18:20 WIB

Hari Quds Internasional di Moskow: Tolak Yahudisasi Al Aqsa

Cedekiawan di Hari Quds Internasional Moskow tolak Yahudisasi Al Aqsa

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Cedekiawan di Hari Quds Internasional Moskow tolak Yahudisasi Al Aqsa. Kompleks Masjid Al Aqsa
Foto: Dok Istimewa
Cedekiawan di Hari Quds Internasional Moskow tolak Yahudisasi Al Aqsa. Kompleks Masjid Al Aqsa

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW—Webinar bertajuk ‘Al Aqsa, Jantung Dunia Islam’ digelar di Moskow dan diikuti sejumlah pejabat dan cendikiawan Iran dan Rusia.

Webinar yang diadakan pada Rabu (5/5) malam itu mempresentasikan sudut pandang tentang masalah Palestina dan kebutuhan persatuan dunia Islam untuk perlawanan yang efektif dalam konfrontasi dengan Zionis.

Baca Juga

Pertemuan virtual ini juga bertujuan untuk membebaskan kiblat pertama umat Islam, dan mengembalikan orang Palestina ke tanah leluhur mereka.

Duta Besar Iran untuk Rusia, Kazem Jalali, mengatakan sejak berdiri pada 1948, rezim Zionis Israel mulai membantai Muslim Palestina dan negara-negara Muslim dan Arab lainnya, dan membunuh sekitar 100 ribu orang Palestina dan Arab sejak 1948. “Selama 20 tahun terakhir para militan rezim Zionis dan penduduk kotapraja Zionis telah membantai 2.100 orang Palestina anak-anak, ujarnya.

Wakil Ketua Dewan Mufti Muslim Rusia, Rowshan Hazrat Abyasev, mengatakan bahwa Al Aqsa adalah milik seluruh agama yang benar. Menurutnya, gerakan ‘meyahudikan Al Aqsa’ (Judaizing of the Holy Quds), yang dimulai beberapa dekade lalu, tidak hanya mengganggu umat Islam dunia, tetapi juga masyarakat internasional, termasuk orang-orang Kristen dari agama yang berbeda, yang semuanya menentang Yahudisasi Al Aqsa yang suci.

Kepala Pusat Islam Moskow, Holjjatoleslam Akbar Jeddi, juga merujuk pada filosofi sejarah yang menominasikan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Suci Internasional Quds.“Kenaikan Nabi Besar Islam ke surga di bulan Ramadhan dimulai dari Masjid Al Aqsa di Quds Suci dan pencalonan almarhum Imam Khomeini pada Jumat terakhir Ramadhan sebagai Hari Quds dilakukan dengan mengingat hal ini, itulah sebabnya mengapa umat Islam akan mengingatnya selamanya,” kata Hojjatoleslam Jeddi.

Dia mengatakan bahwa Revolusi Islam Iran terbentuk berdasarkan kampanye melawan penindasan, dan sejak penindasan nyata terhadap hak asasi manusia telah terjadi di Palestina sejak berdirinya Israel, Iran mengibarkan bendera pembebasan baik Palestina maupun Quds Suci. 

Banyak pejabat dan pemikir Rusia, juga, berpartisipasi dalam webinar, sebagai tanda persatuan mereka dengan dunia Muslim untuk pembebasan Palestina dan Al Aqsa.

 

Sumber: irna  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement