REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan dana murah telah membuat Bank Syariah Indonesia (BSI) tumbuh signifikan pada kuartal I 2021. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Syariah Indonesia sampai kuartal I 2021 mencapai Rp 205,5 triliun, naik 14,3 persen dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar Rp 179,8 triliun.
Wakil Direktur Utama BSI, Ngatari menyampaikan pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan Dana Murah yakni Giro dan Tabungan sebesar 14,73 persen. Sehingga meningkatkan rasio CASA dari 57,54 persen pada kuartal 1 2020 menjadi 57,76 persen di kuartal 1 2021
"Kita akan mengumpulkan sebanyak mungkin dana murah, tabungan dan giro tinggi sehingga bisa menekan biaya dana," katanya, Kamis (6/5).
Biaya dana atau cost of fund tercatat saat ini 2,19 persen, turun dari 2,94 persen (yoy). Wakil Direktur II BSI, Abdullah Firman Wibowo menyampaikan BSI juga terus meningkatkan kapabilitas digital yang tercermin dari volume transaksi kanal digital BSI.
Hingga Maret 2021, transaksi sudah menembus Rp 40,85 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang naik 82,53 persen secara tahunan (yoy). Sepanjang Januari-Maret 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp 17,3 triliun.
Akumulasi jumlah transaksi dari platform tersebut mencapai 14,65 juta transaksi, tumbuh 72,35 persen (yoy). Secara umum, kenaikan volume transaksi melalui channel digital banking BSI sampai Maret 2021 naik 43,3 persen yoy.
"Yang unik dari pertumbuhan kanal digital ini juga karena infaq dan sedekah yang tumbuh hingga 39,29 persen (yoy)," katanya. Selain disumbang oleh transaksi BSI Mobile (42 persen), kenaikan ini juga ditopang aktivitas nasabah pada kanal internet banking (24 persen), kartu debit dan pembiayaan (17 persen), dan ATM (14 persen).