Ahad 26 Jan 2025 07:30 WIB

Dinaungi Sentimen Positif, IHSG Menghijau Sepekan Terakhir

Data perdagangan saham BEI pada periode tersebut ditutup mayoritas pada zona positif.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan
Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan laporan kinerja pasar modal pada sepekan terakhir, 20—24 Januari 2025. Tercatat, data perdagangan saham BEI pada periode tersebut ditutup mayoritas pada zona positif.

“Peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa pekan ini, yaitu sebesar 6,90 persen menjai Rp 12,45 triliun dari Rp 11,64 triliun pada pekan sebelumnya,” kata BEI dalam keterangan resmi, dikutip Ahad (26/1/2025).

Baca Juga

BEI juga mencatatkan rata-rata volume transaksi harian bursa pada sepekan terakhir mengalami peningatan, yakni sebesar 5,23 persen menjadi 18,43 miliar lembar saham dari 17,51 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

“Kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini turut mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen menjadi berada pada level 7.166,056 dari 7.154,658 pada pekan lalu,” lanjutnya.

Sementara itu beberapa kinerja lainnya mengalami penurunan. Tercatat, kapitalisasi pasar Bursa pada pekan 20—24 Januari 2025 turun sebesar 0,08 persen menjadi Rp 12.462 triliun dari Rp 12.472 triliun pada sepekan sebelumnya. Lalu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga mengalami penurunan, yakni sebesar 9,46 persen menjadi 1,27 juta kali transaksi dari 1,40 juta kali transaksi pada pekan lalu.

“Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp 571,49 miliar, dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 3,61 triliun,” terangnya.

Diketahui, BEI melakukan berbagai kegiatan pada periode pekan 20—24 Januari 2025. Mengawali pekan, pada Senin (20/1/2025), Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH/BPLH), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan BEI meresmikan perdagangan internasional karbon Indonesia melalui Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) di Main Hall BEI. Peresmian dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, dan Direktur Utama BEI selaku Penyelenggara IDXCarbon Iman Rachman.

Peresmian IDXCarbon tersebut merupakan salah satu milestone terbesar dalam penyelenggaraan perdagangan karbon di Indonesia, dan merupakan bentuk akselerasi 2nd Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia yang akan disubmisi selambatnya tanggal 10 Februari 2025.

Pada penutupan perdagangan perdana unit karbon internasional akhir hari, Senin (20/1/2025), IDXCarbon telah mencatatkan volume perdagangan karbon internasional mencapai 49,807 tCO2e. Volume perdagangan yang telah diotorisasi tersebut direalisasikan dalam 22 transaksi yang melibatkan 17 pembeli. Harga penutupan Unit Karbon yang terotorisasi tersebut adalah Rp 96.000 untuk Indonesia Technology Based Solution Authorized (IDTBSA) dan Rp 144.000,00 untuk Indonesia Technology Based Solution Authorized Renewable Energy (IDTBSA-RE).

Pada hari yang sama, Senin (20/1/2025), PT Sinar Mas Multiartha Tbk secara resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Sinar Mas Multiartha Tahap II Tahun 2025 di BEI. Obligasi tersebut dicatatkan dengan nilai pokok Rp 800 miliar dan mendapatkan peringkat irAA (Double A) dari PT Kredit Rating Indonesia. PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini. Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 8 emisi dari 7 emiten senilai Rp 8,60 triliun.

“Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 593 emisi dengan outstanding sebesar Rp 478,16 triliun dan 85,71 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 134 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 234 seri dengan nilai nominal Rp 6.126,51 triliun dan 502,10 juta dolar AS. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak delapan emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,42 triliun,” jelas BEI.

Kemudian pada Rabu (22/1/2025), ESG Reporting secara resmi diluncurkan oleh Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Evy Junita, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, dan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Main Hall BEI.

ESG Reporting tergabung pada sistem sarana keterbukaan informasi bagi perusahaan tercatat (SPE-IDXnet) melalui form E020 terkait laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Modul pelaporan ESG tersebut telah mengadopsi ASEAN Exchanges Common ESG Metrics yang merupakan acuan dasar ESG Metric Reporting bagi perusahaan tercatat di bursa-bursa kawasan ASEAN. Dan telah diselaraskan dengan Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, serta Surat Edaran OJK Nomor 16/SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

“Dengan peluncuran ini diharapkan ke depannya dapat mendorong jumlah, kualitas informasi, dan transparansi perusahaan tercatat dalam penyampaian data terkait ESG serta keberlanjutan yang dapat membantu investor dalam melakukan keputusan investasi yang mengedepankan aspek keberlanjutan secara komprehensif,” tutup BEI.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement