REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS--Uni Eropa mengecam situasi yang sedang terjadi antara polisi Israel dan rakyat Palestina di Al-Aqsa. Blok tersebut mendesak pihak berwenang segera menurunkan ketegangan.
"Kekerasan dan hasutan tidak dapat diterima dan pelakunya dari kedua belah pihak harus bertanggung jawab, Uni Eropa mendesak pihak berwenang untuk segera bertindak menurunkan ketegangan pada situasi saat ini di Yerusalem," kata pernyataan juru bicara Uni Eropa seperti dikutip Alarabiya, Sabtu (8/5).
Pernyataan itu menambahkan 'tindakan penghasutan di sekitar Haram al-Sharif harus dihindari dan status quo harus dihormati'. Uni Eropa juga mengatakan pemimpin agama, politik dan masyarakat dari kedua belah pihak harus menahan diri dan bertanggung jawab. "Dan berusaha untuk menenangkan situasi yang penuh permusuhan," tambah Uni Eropa.
Lebih dari 160 orang terluka saat polisi huru hara Israel melepaskan tembakan peluru karet dan granat kejut ke rakyat Palestina di komplek Masjid Al-Aqsa pada Jumat (7/5) kemarin. Menandai kekerasan yang sudah terjadi selama satu pekan di Kota Suci dan Tepi Barat.
Setelah polisi melepaskan tembakan muncul lemparan batu, botol dan petasan di situs suci Islam tersebut. Ketegangan di Yerusalem semakin memanas dalam beberapa pekan terakhir.
Sebab Israel melarang Muslim masuk ke dalam Kota Tua selama bulan suci Ramadhan. Pihak berwenang Israel juga meminta sejumlah keluarga Palestina meninggalkan rumah mereka untuk memberi ruang bagi pemukim Israel.
Dalam pernyataannya Uni Eropa mengecam pengusiran yang mereka sebut 'ilegal' tersebut. Menurut blok itu pengusiran yang menjadi faktor memanasnya situasi di Yerusalem.