Ahad 09 May 2021 20:38 WIB

Epidemiolog Soal WNA China Dilonggarkan: Ini tak Adil  

Epidemiolog menilai kebijakan masuknya WNA China tidak konsisten

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Nashih Nashrullah
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan sejumlah kendaraan di posko penyekatan mudik lebaran Kedung Waringin, Karawang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Ahad (9/5). Sebanyak 542 kendaraan pemudik diputar balik saat penyekatan mudik lebaran diantaranya 168 kendaraan roda empat dan 374 kendaraan roda dua. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas gabungan melakukan pemeriksaan sejumlah kendaraan di posko penyekatan mudik lebaran Kedung Waringin, Karawang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Ahad (9/5). Sebanyak 542 kendaraan pemudik diputar balik saat penyekatan mudik lebaran diantaranya 168 kendaraan roda empat dan 374 kendaraan roda dua. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah harus membatasi Warga Negara Asing (WNA) dari China masuk ke Indonesia. Sebab, WNA tersebut berpotensi membawa varian virus Covid-19 yang baru dan memperburuk kondisi pandemi di Indonesia. 

"Prihatin ya melihat pemerintah yang menerima WNA China ke Indonesia. Ini situasi lagi buruk. Harusnya memperkuat screening setiap ada orang yang masuk ke Indonesia bukan dilonggarkan," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/5). 

Baca Juga

Dia mengingatkan pemerintah jangan mengetatkan peraturan dalam negeri tapi melonggarkan masuknya WNA ke Indonesia. Walaupun urusan pekerjaan atau bisnis harus ditunda terlebih dahulu karena situasi makin parah di pandemi seperti ini. 

"Harusnya pemerintah empati dan mengetahui betapa bahayanya menerima WNA masuk ke Indonesia. Lagian kan pemerintah melarang mudik juga. Masyarakat menilai pemerintah tidak adil. Sehingga dalam hal ini pemerintah harus konsisten dan adil terhadap semua peraturan," kata dia. 

Sebelumnya diketahui,Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Jhoni Ginting menegaskan, bahwa seluruh warga negara asing (WNA) asal China yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta sudah memenuhi aturan keimigrasian dan aturan perjalanan internasional pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia. 

Aturan yang dimaksud Jhoni yaitu Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 26 Tahun 2020 tentang Visa dan Izin Tinggal dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru dan Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). 

"Penanganan setiap warga negara asing yang datang ke Indonesia, telah mengikuti aturan Satuan Tugas Penanganan Covid-19," kata Jhoni Ginting dalam keterangan, Jumat (7/5). 

Dia mengatakan, petugas Imigrasi tidak akan memberikan izin masuk jika para WNA tidak lulus pemeriksaan kesehatan oleh petugas. Dia melanjutkan, pemeriksaan kesehatan itu dilakukan petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes) sesuai protokol kedatangan bagi pelaku perjalanan internasional. 

Setelah pemeriksaan kesehatan, petugas imigrasi juga akan memeriksa seluruh dokumen perjalanan dan dokumen keimigrasian setiap WNA yang akan masuk ke Indonesia. Dia menyampaikan, saat ini masih berlaku aturan pelarangan masuk bagi WNA selama masa pandemi Covid-19.  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement