REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petenis Rafael Nadal ragu untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo tahun ini di tengah pandemi Covid-19. Nadal mengatakan bahwa dia harus fleksibel dan tidak dapat memberikan jawaban yang pasti.
Jepang telah memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan tiga wilayah lainnya hingga akhir Mei dalam upaya memerangi lonjakan kasus Covid-19. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan baru tentang apakah Olimpiade yang akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus harus dilanjutkan.
Nadal, yang membawa pulang emas di Olimpiade Beijing 2008 dan menambah emas di Olimpiade Rio de Janeiro delapan tahun kemudian saat berpasangan dengan Marc Lopez, mengatakan dia belum menegaskan rencananya untuk melakukan perjalanan ke Tokyo. "Saya belum tahu. Sejujurnya saya tidak bisa memberikan jawaban yang jelas karena saya tidak tahu. Saya tidak tahu jadwal saya," kata Nadal dalam konferensi pers di Rome Masters, dikutip dari Reuters, Selasa (11/5).
"Dalam kondisi normal, saya tidak akan pernah berpikir untuk melewatkan Olimpiade. Tidak ada keraguan tentang itu. Semua orang tahu betapa pentingnya bagi saya untuk selalu bermain di Olimpiade."
"Dalam keadaan seperti ini, saya tidak tahu. Mari kita lihat apa yang terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Saya perlu mengatur jadwal saya... Di tahun normal, saya tahu jadwal saya hampir 100 persen dari 1 Januari hingga akhir musim."
Petenis pria dan wanita peringkat teratas Jepang, Kei Nishikori dan Naomi Osaka, telah menyuarakan keprihatinan tentang penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi. "Tahun ini sedikit berbeda, bukan? Kami harus fleksibel. Kami perlu beradaptasi dengan hal-hal yang sedang terjadi," kata Nadal.
Juara 20 kali Grand Slam, yang dikalahkan langsung oleh Alexander Zverev di Madrid Open pekan lalu, itu akan membuka Rome Masters melawan petenis Italia Jannik Sinner, Rabu (12/5). "... Besok akan menjadi awal yang sulit, salah satu yang paling sulit melawan Sinner," kata Nadal.