"Namun semua orang berhenti di ruang ganti, dan mereka menunggu saya. Mereka menunggu saya berbuka puasa, jadi kami semua bisa keluar sebagai tim, jadi kami semua bisa bermain bersama. Itu memberi saya begitu banyak harapan dan membuat saya sangat bahagia," kata Kanter.
Solidaritas seperti ini dari rekan satu timnya bukanlah hal yang langka bagi Kanter. Sepanjang karirnya, dia sangat terbuka dan vokal tentang keyakinannya dan praktik Islam, dan dia mengatakan dia hanya pernah mendapatkan rasa hormat dari NBA.
"Saya adalah seorang Muslim yang taat, Alhamdulillah. Semua yang saya coba lakukan adalah membawa kedamaian dan cinta ke dunia ini melalui agama saya," katanya.
"Satu hal yang agama saya ajarkan kepada saya adalah meninggalkan perbedaan Anda di atas meja dan mencoba menemukan kesamaan yang kita miliki. Kita hanya memiliki satu dunia untuk ditinggali, jadi kita perlu membuat dunia ini lebih baik bersama-sama."
Kanter sering membaca tentang agama yang berbeda sehingga dia dapat melakukan percakapan yang penuh hormat dan bermakna dengan rekan satu timnya dari latar belakang agama lain. Dia mengatakan dia duduk di kamar hotelnya dan membuka Alkitab atau Kitab Mormon untuk mendapatkan pemahaman.