REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan 27 imam masjid bertugas di Uni Emirat Arab (UEA). Dari jumlah tersebut, dua di antaranya merupakan warga Kota Malang dan Kabupaten Malang.
Para imam masjid yang terpilih, antara lain warga Lowokwaru, Kota Malang, Al Rizhal Tisma Wahid Maulana. Kemudian warga Lawang, Kabupaten Malang, Muhammad Shohibul Huda. Keduanya telah melalui berbagai tahapan seleksi di antara 250 pendaftar se-Indonesia.
Muhammad Shohibul Huda mengaku tidak sengaja menemukan informasi seleksi imam masjid dari media sosial (medsos). Informasi tersebut menjelaskan Kemenag tengah membutuhkan sejumlah imam untuk ditugaskan di UEA. "Di situ disampaikan kriteria dan persyaratannya. Hafal Alquran, bahasa Arab, dakwah, dan lainnya," ucap pria kelahiran 1984 ini saat dihubungi wartawan.
Saat mengikuti tahapan seleksi bersama para syekh dari Arab, Huda tak menampik, sempat merasa grogi. Ia membayangkan betapa sulit materi yang akan dilaluinya. Namun berkat usaha dan doanya, Huda mampu melalui tahapan tersebut dan lolos seleksi.
Tidak ada kendala apa pun yang dilalui Huda saat mengikuti seleksi. Semua mengalir apa adanya, bahkan saat harus berhadapan dengan para syekh. Mereka memahami hal yang telah disampaikan oleh Huda ketika proses seleksi.
Kesuksesan Huda dalam tahapan ini membuatnya sangat bersyukur. "Perasaan saya, yang pasti saya sujud syukur. Dan bersyukur kepada Allah, yakin ini semua merupakan barakah para guru-guru yang sudah mendoakan saya, orang tua, teman, dan keluarga," kata alumnus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini.