Senin 17 May 2021 06:59 WIB

Milan oh Milan!

AC Milan harus mengatasi tim tangguh Atalanta pada pekan terakhir demi Liga Champions

Penyerang AC Milan Zlatan Ibrahimovic melihat dengan galau timnya yang tak kunjung menjebol gawang Cagliari dalam pertandingan pekan ke-37 Serie A di San Siro, Senin (17/5) dini hari WIB.
Foto:

Oleh: Israr, Jurnalis Republika.co.id

 

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, Awalnya saya menyiapkan judul "Ahlan Wa Sahlan AC Milan" untuk tulisan ini. Sebab, saya memperkirakan Milan akan memastikan tiket ke Liga Champions musim depan pada Senin (17/5) dini hari WIB dengan mengalahkan Cagliari. Judul itu saya pikir pas dan juga berima.

Si anak hilang kembali. Klub yang katanya punya DNA Liga Champions akan berkumpul lagi dengan habitatnya yang berisikan tim-tim elite Eropa. Milan akan memperebutkan trofi Si Kuping Besar dengan klub-klub top Eropa, yang sebagian di antaranya merupakan mantan rekanan dalam deklarasi Liga Super Eropa yang menghebohkan itu. Terakhir kali Milan berlaga di sana pada musim 2013/2014. 

Namun saya hanya bisa mengira-ngira dan berencana, tapi Stefano Pioli mengacaukan semuanya. Kenapa Pioli? Sebab dialah nakhoda tim ini. Katanya, kalau tim jelek, pelatih yang harus disalahkan, sementara jika bagus, pemain yang dipuji.

Di mata saya, Pioli semestinya bisa segera memastikan arah pelabuhan Milan berikutnya. Nyatanya, target mengalahkan Cagliari untuk memastikan posisi empat besar tak bisa diraih. Milan ditahan tanpa gol di kandang sendiri, Stadion San Siro.

Padahal, sebelum laga, Cagliari sudah memastikan aman dari jeratan degradasi setelah Crotone menahan imbang Benevento 1-1. Tim tamu tak punya motivasi ekstra untuk menang yang seharusnya menguntungkan Rossoneri. Namun itu hanya perhitungan di atas kertas yang berbeda saat di lapangan.

Dalam pembicaraan saya dengan Mang Karta beberapa waktu lalu, kami bercanda mengubah nama Stefano Pioli menjadi Stefano PHP (pemberi harapan palsu). Bagaimana tidak, setelah dibuai mimpi Scudetto selama setengah musim, Milanisti di seluruh dunia harus menurunkan ekpektasinya menjadi hanya finis di zona Liga Champions. Belakangan, harapan para pendukung tim Merah-Hitam itu pun mesti disertai jantung berdebar-debar.

Bagaimana tidak, target empat besar yang tampak mudah sekitar dua bulan lalu itu kini menjadi rumit. Milan sendiri yang mengacaukannya. Ibarat diberikan baki berisi makanan, Milan yang diarsiteki Pioli menumpahkannya. Tidak sekali, melainkan berkali-kali. Tapi kan Milan diganggu cedera pemain pilar? Betul, tapi saat para pemain cedera sudah kembali, Pioli tetap gagap memaksimalkan mereka untuk meraih hasil positif.

Oh ya, Mang Karta adalah rekan sekantor saya. Dia Rossonero, sebutan untuk pendukung pria Milan dalam bentuk singular di Bahasa Italia. Ketika beberapa tahun lalu kami masih aktif bermain futsal di dekat kantor, Mang Karta selalu tampil dengan atribut Milan. Jika ada pihak yang berani terang-terangan mengejek Milan dalam perbincangan sepak bola, dia akan berada di garda terdepan untuk membela. Mang Karta selalu punya amunisi untuk membela tim kesayangannya.

Kami membahas...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement